Ibadah Minggu, 28 Februari 2021 (Sore)
Oleh Pdt. Mary Shi (GKKK Malang)
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa menghindarkan dirinya dari terluka oleh sesamanya. Inilah juga yang dialami oleh Yefta. Dia adalah seorang yang gagah berani, namun sayangnya lahir dari seorang perempuan sundal. Itulah yang menyebabkan saudara-saudara tirinya mengusirnya. Dia pun cepat-cepat pergi dengan kesedihan yang mendalam (ay. 1-4).
Yefta melarikan diri ke orang-orang di tanah Tob, yang merupakan musuh dari orang-orang Israel (2Sam. 10:6). Bersama mereka, Yefta melakukan perampokan-perampokan. Dari sini kita melihat bahwa orang yang terluka bisa memiliki kecenderungan besar untuk melukai sesamanya. Orang itu akan menyimpan “luka-luka” kehidupannya di dalam ingatan jangka panjangnya (long-term memory). Bagaimana cara untuk menyembuhkan “luka-luka” ini?
Pertama, mengakui keterlukaan. Jangan malu mengakuinya, seperti apa yang dilakukan oleh Yefta (ay. 7). Kedua, belajar melepaskan pengampunan. Orang yang menyimpan kebencian secara tidak sadar membelenggu diri sendiri di dalam “penjara kebencian.” Memang melepaskan pengampunan indah untuk didengar, tetapi sulit untuk dilakukan. Namun, bukan berarti hal itu mustahil. Bawalah sakit hati kita ke hadapan Tuhan (ay. 11). Kita bisa mencatat nama orang-orang yang telah menyakiti kita lalu bawalah dalam doa. Roh Kudus pasti akan menolong kita untuk mampu melepaskan pengampunan. Ketiga, membingkai ulang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi, di dalam kasih karunia (ay. 11). Kita harus belajar melihat kebaikan yang ada di balik peristiwa yang membuat kita terluka, yaitu kita dibentuk untuk menuju keserupaan dengan Kristus. Allah akan memampukan kita untuk lepas dari kepahitan-kepahitan yang membelenggu hidup kita. Amin.
REFLEKSI
Rohani yang pahit akan mencegah kita untuk menjadi orang yang lebih baik.
A bitter spirit will keep you from being a better person (Woodrow Kroll)
PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN
- Apa saja yang biasa terjadi pada orang yang tidak bisa melepaskan diri dari “luka-luka” kehidupannya?
- Apa yang menjadi kepahitan hidup Anda pada saat ini? Bawalah itu di hadapan Tuhan supaya Dia menolong Anda untuk melepaskannya.
AYAT ALKITAB TERKAIT
1 Adapun Yefta, orang Gilead itu, adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa, tetapi ia anak seorang perempuan sundal; ayah Yefta ialah Gilead. 2 Juga isteri Gilead melahirkan anak-anak lelaki baginya. Setelah besar anak-anak isterinya ini, maka mereka mengusir Yefta, katanya kepadanya: “Engkau tidak mendapat milik pusaka dalam keluarga kami, sebab engkau anak dari perempuan lain.” 3 Maka larilah Yefta dari saudara-saudaranya itu dan diam di tanah Tob; di sana berkumpullah kepadanya petualang-petualang yang pergi merampok bersama-sama dengan dia. 4 Beberapa waktu kemudian bani Amon berperang melawan orang Israel. 5 Dan ketika bani Amon itu berperang melawan orang Israel, pergilah para tua-tua Gilead menjemput Yefta dari tanah Tob. 6 Kata mereka kepada Yefta: “Mari, jadilah panglima kami dan biarlah kita berperang melawan bani Amon.” 7 Tetapi kata Yefta kepada para tua-tua Gilead itu: “Bukankah kamu sendiri membenci aku dan mengusir aku dari keluargaku? Mengapa kamu datang sekarang kepadaku, pada waktu kamu terdesak?” 8 Kemudian berkatalah para tua-tua Gilead kepada Yefta: “Memang, kami datang kembali sekarang kepadamu, ikutilah kami dan berperanglah melawan bani Amon, maka engkau akan menjadi kepala atas kami, atas seluruh penduduk Gilead.” 9 Kata Yefta kepada para tua-tua Gilead: “Jadi, jika kamu membawa aku kembali untuk berperang melawan bani Amon, dan TUHAN menyerahkan mereka kepadaku, maka akulah yang akan menjadi kepala atas kamu?” 10 Lalu kata para tua-tua Gilead kepada Yefta: “Demi TUHAN yang mendengarkannya sebagai saksi antara kita: Kami akan berbuat seperti katamu itu.” 11 Maka Yefta ikut dengan para tua-tua Gilead, lalu bangsa itu mengangkat dia menjadi kepala dan panglima mereka. Tetapi Yefta membawa seluruh perkaranya itu ke hadapan TUHAN, di Mizpa. (Hak. 11:1-11)
Setelah dilihat bani Amon, bahwa mereka dibenci Daud, maka bani Amon itu menyuruh orang menyewa dari orang Aram-Bet-Rehob dan orang Aram dari Zoba dua puluh ribu orang pasukan berjalan kaki, dari raja negeri Maakha seribu orang dan dari orang-orang Tob dua belas ribu orang. (2Sam. 10:6)