Khotbah Ibadah Minggu, 4 Oktober 2020 (Sore) oleh Ev. Nicholas Kurniawan Artadjaja (GKI Bromo Malang)
Pada masa sekarang ini, banyak orang yang terdampak oleh pandemi. Pertanyaannya, apakah kita masih bisa berdampak ketika sedang terdampak? Lewat pelariannya, Tuhan justru membentuk hidup Yunus dan membuatnya menjadi dampak. Dampak pertama, orang-orang di kapal mempersembahkan kurban kepada Tuhan (Yun. 1:13-17). Dampak kedua, orang-orang Niniwe bertobat (Yun. 3:4-9). Dampak ketiga, Yunus berubah (Yun. 4:4-11).
Tokoh utama dalam kitab ini sebenarnya adalah Tuhan. Sejak awal, melalui kehidupan Yunus yang buruk, Tuhan tetap bisa membuat Yunus berdampak bagi orang lain. Demikian juga, Tuhan tidak mau kita larut dalam kondisi yang terdampak. Kasih Tuhan tidak bisa dibungkam oleh keadaan.
Ada lima power (kuasa) yang dikerjakan Tuhan pada diri Yunus dan juga yang akan diberikan pada kita. The power of His presence (kehadiran). Tuhan senantiasa hadir di sepanjang hidup Yunus. Apakah kita merasakan kehadiran-Nya di tengah gejolak? The power of obedience (ketaatan). Tuhan hadir dalam hidup kita, namun kita juga harus taat pada Tuhan. Apakah kita tetap taat dalam keadaan yang terbatas? The power of worship (ibadah). Dalam Yun. 2, Yunus berdoa kepada Tuhan. Hati yang bergantung pada Tuhan seperti itulah yang memampukan dia tetap pergi ke Niniwe di tengah kelemahan yang ada. The power of encouragement (dorongan semangat). Ketika Yunus marah, Tuhan memberi dorongan semangat. The power of relationship (hubungan). Relasi dengan Tuhan adalah kekuatan kita.
Kekuatan apa yang kita andalkan pada hari ini? Sebenarnya, kita adalah powerless (tidak memiliki kekuatan apa-apa). Tuhanlah yang akan memampukan kita untuk tetap memberi dampak di tengah kondisi yang terdampak.
REFLEKSI
Banyak orang yang berputus asa karena merasa menjadi korban keadaan. Sebaliknya, anak-anak Tuhan tetap bisa memberi dampak di tengah keadaan demikian karena Roh Kudus akan memberdayakannya.
PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN
- Dampak apa yang Anda berikan pada lingkungan sekitar saat ini?
- Jika Yunus akhirnya bisa diubah oleh Tuhan, apakah itu berarti kita bisa menunda-nunda panggilan Tuhan? Jelaskan!
AYAT ALKITAB PENDUKUNG
13 Lalu berdayunglah orang-orang itu dengan sekuat tenaga untuk membawa kapal itu kembali ke darat, tetapi mereka tidak sanggup, sebab laut semakin bergelora menyerang mereka. 14 Lalu berserulah mereka kepada TUHAN, katanya: “Ya TUHAN, janganlah kiranya Engkau biarkan kami binasa karena nyawa orang ini dan janganlah Engkau tanggungkan kepada kami darah orang yang tidak bersalah, sebab Engkau, TUHAN, telah berbuat seperti yang Kaukehendaki.” 15 Kemudian mereka mengangkat Yunus, lalu mencampakkannya ke dalam laut, dan laut berhenti mengamuk. 16 Orang-orang itu menjadi sangat takut kepada TUHAN, lalu mempersembahkan korban sembelihan bagi TUHAN serta mengikrarkan nazar. 17 Maka atas penentuan TUHAN datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus; dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya..
(Yun. 1:13-17)
4 Mulailah Yunus masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru: “Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan.” 5 Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung. 6 Setelah sampai kabar itu kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu. 7 Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian: “Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air. 8 Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah serta haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya. 9 Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa.” (Yun. 3:4-9)
4 Tetapi firman TUHAN: “Layakkah engkau marah?” 5 Yunus telah keluar meninggalkan kota itu dan tinggal di sebelah timurnya. Ia mendirikan di situ sebuah pondok dan ia duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu. 6 Lalu atas penentuan TUHAN Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak melampaui kepala Yunus untuk menaunginya, agar ia terhibur dari pada kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu. 7 Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu. 8 Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus, lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati, katanya: “Lebih baiklah aku mati dari pada hidup.” 9 Tetapi berfirmanlah Allah kepada Yunus: “Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?” Jawabnya: “Selayaknyalah aku marah sampai mati.” 10 Lalu Allah berfirman: “Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikitpun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula. 11 Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?” (Yun. 4:4-11)