Ibadah Minggu, 17 Januari 2021 (Sore)
Oleh Pdt. Obeth Musabani (GBT Banyumas)
Usaha seperti apa yang dapat kita lakukan supaya disebut “bertekun dalam iman”? Apapun itu, yang jelas “bertekun dalam iman” tidak bisa dilakukan hanya melalui kekuatan kita saja. Pengurbanan Kristus di kayu saliblah yang memampukan kita melakukannya.
Mengapa harus Kristus? Karena dia memiliki keunggulan-keunggulan, yang tercatat dalam ay. 15-19. Dia setara dengan Allah dalam kedudukan (ay. 15, 19), karya (ay. 16; di kitab-kitab Injil tercatat Kristus sanggup emngadakan mukjizat yang hanya bisa dilakukan oleh Allah), keberadaan-Nya (ay. 17; Yoh. 1:1, 14). Seperti apa Allah, seperti itulah Kristus. Singkatnya, Kristus adalah Allah itu sendiri.
Tanpa menghargai pengurbanan yang dilakukan Kristus (ay. 20-21), kita tidak akan mungkin bisa bertekun dalam iman. Pengurbanan Kristus itu membuat kita memiliki karakter-karakter yang baru (ay. 22b). Sudahkah karakter-karakter yang baru itu tercermin dalam kehidupan kita sehari-hari? Wujudkanlah itu di dalam lingkungan sekitar kita, mulai dari keluarga.
Kristus tidak hanya memperbarui karakter kita, namun juga memperbarui status kita yang “kudus dan tak bercacat cela” (ay. 22b). Status ini lebih bernilai dibanding status apapun yang kita peroleh di dunia ini. Juga, tidak bisa diperoleh dengan apapun yang ada di dunia ini.
Jadi, kita telah belajar bahwa pengurbanan Kristus menghasilkan karakter dan status kita yang baru. Marilah kita hidup dengan mencerminkan karakter dan status yang baru itu. Amin.
REFLEKSI
Sebagian orang Kristen berusaha untuk bertekun dalam iman namun tidak mau melekat dengan Kristus. Itu adalah usaha yang sia-sia.
PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN
- Bagaimana pengaruh dari kehidupan orang yang bertekun dalam iman terhadap lingkungannya?
- Adakah aspek hidup kita sehari-hari yang masih mencerminkan karakter dan status kita yang lama (di luar Kristus)? Nyatakanlah komitmen kepada Tuhan untuk memperbaikinya dan mintalah kekuatan dari-Nya.
AYAT ALKITAB TERKAIT
15 Kristus adalah gambar yang nyata dari diri Allah yang tidak kelihatan; Kristus adalah anak yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan. 16 Sebab melalui Dialah Allah menciptakan segala sesuatu di surga dan di atas bumi, segala sesuatu yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, termasuk juga segala roh yang berkuasa dan yang memerintah. Seluruh alam ini diciptakan melalui Kristus dan untuk Kristus. 17 Sebelum segala sesuatu ada, Kristus sudah terlebih dahulu ada. Dan karena Dialah juga maka segala sesuatu berada pada tempatnya masing-masing. 18 Ialah kepala dari tubuh-Nya, yaitu jemaat, karena Ialah sumber kehidupan jemaat itu. Ialah anak yang sulung, yang pertama-tama dihidupkan kembali dari kematian, supaya Dia sendiri saja yang menjadi terpenting dari segala sesuatu. 19 Allah sendirilah yang menghendaki supaya segala sesuatu yang terdapat pada diri Allah, terdapat juga dengan lengkap pada diri Anak-Nya. (Kol. 1:15-19 BIMK)
20 dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus. 21 Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, 22 sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya. (Kol. 1:20-22)
Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya. (Kol. 1:23)
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. (Yoh. 1:1)
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. (Yoh. 1:14)