Khotbah Ibadah Minggu, 11 Oktober 2020 (Sore) oleh Pdt. Budimoeljono Reksosoesilo (STT SAAT Malang)
Mengambil keputusan merupakan sebuah persoalan yang sering membingungkan. Kita membutuhkan panduan yang pasti untuk melakukan sesuatu yang benar dengan cara yang benar. Semakin lama kita hidup, maka semakin kompleks pertimbangan yang kita miliki. Benarlah perkataan Tuhan Yesus mengenai integritas (Mat. 25:21). Pengarahan Allah melalui hikmat yang diberikan kepada setiap orang yang takut akan Dia. Apa yang kita dapatkan ketika mengikuti arahan Tuhan?
Pertama, kebodohannya dibongkar. Allah mendidik Salomo dengan hikmat (Ams. 1:2) sehingga bisa memecahkan masalah-masalah yang rumit. Misalnya, menengahi pertengkaran dua perempuan sundal. Sayangnya, di tengah kepandaiannya, Salomo juga bodoh karena masih mendua hati dengan melakukan penyembahan berhala (1Raj. 3:3). Tetapi, Allah menampakkan diri kepada Salomo dan membongkar kebodohannya (1Raj. 3:4-5).
Kedua, diarahkan untuk terus memercayai Allah (Ams. 16:1-4). Tuhan membuat segala sesuatu untuk tujuan masing-masing. Jadi, serahkanlah segalanya pada Tuhan.
Ketiga, kedaulatan-Nya akan diajarkan. Banyak pertimbangan manusia, tetapi Tuhanlah penentunya. Pertimbangan Allah melampaui pertimbangan kita. Bagian kita hanyalah menyerahkannya pada Tuhan. Misalnya, dalam masa pandemi ini, kita malah bisa menghadiri seminar-seminar yang pada masa sebelumnya tidak bisa dilakukan karena kendala jarak dan biaya. Berhikmatlah dalam mengambil keputusan (Ams. 21:5)
REFLEKSI
Allah tidak membiarkan anak-anak-Nya untuk terus berada dalam kebimbangan dalam memutuskan sesuatu karena Roh Kudus telah diberikan kepada mereka.
PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN
- Apa yang terjadi pada orang yang mengabaikan hikmat Tuhan dalam mengambil keputusan? Bisakah tetap menghasilkan keputusan yang baik?
2. Bagaimana langkah konkret yang dapat Anda lakukan untuk menyerahkan pertimbangan Anda pada Tuhan?
AYAT ALKITAB PENDUKUNG
Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijak. (Ams. 12:15)
Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. (Mat. 25:21)
Dan Salomo menunjukkan kasihnya kepada TUHAN dengan hidup menurut ketetapan-ketetapan Daud, ayahnya; hanya, ia masih mempersembahkan korban sembelihan dan ukupan di bukit-bukit pengorbanan. (1Raj. 3:3)
4 Pada suatu hari raja pergi ke Gibeon untuk mempersembahkan korban, sebab di situlah bukit pengorbanan yang paling besar; seribu korban bakaran dipersembahkan Salomo di atas mezbah itu. 5 Di Gibeon itu TUHAN menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi pada waktu malam. Berfirmanlah Allah: “Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu.” (1Raj. 3:4-5).
1 Manusia dapat menimbang-nimbang dalam hati, tetapi jawaban lidah berasal dari pada TUHAN. 2 Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati. 3 Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu. 4 TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing, bahkan orang fasik dibuat-Nya untuk hari malapetaka. (Ams. 16:1-4)
Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan, tetapi setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan mengalami kekurangan. (Ams. 21:5)