Ringkasan khotbah Ibadah Minggu, 22 November 2020 (sore) oleh Pdt. Sylvia Soeherman (STT SAAT)
Kedua bagian ini merupakan peristiwa yang sama. Namun demikian, terdapat perbedaan antara apa yang ditulis oleh Markus dan Lukas. Misalnya, dalam Luk. 6:11, Lukas mencatat: “maka meluaplah amarah mereka.” Peristiwa ini bermula ketika ada seorang yang mati tangan kanannya (versi Lukas). Catatan ini menekankan bahwa orang tersebut tidak bisa menggunakan tangan yang lebih sering digunakan. Kemudian, ahli-ahli Taurat dan orang-orang mengamat-amati Yesus untuk mempersalahkan Dia karena melakukan sesuatu yang tidak diperbolehkan menurut hukum mereka.
Setelah orang tersebut disembuhkan oleh Tuhan Yesus, maka meluaplah kemarahan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Penting untuk diperhatikan bahwa Lukas menggunakan kata anoias (ay. 11) untuk menggambarkan bahwa kemarahan mereka tidak berdasar. Mereka tidak bisa mempersalahkan Yesus karena Yesus dan orang sakit itu sebenarnya tidak melakukan pekerjaan apa pun yang melanggar hukum Taurat (versi mereka) pada hari Sabat. Yesus hanya memerintahkan orang itu untuk mengulurkan tangannya dan kuasa Allah menyembuhkannya.
Kemarahan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi ini berbeda dengan kemarahan Yesus. Di dalam Mrk. 3:5, tertulis bahwa di balik kemarahan Yesus, ada kesedihan yang mendalam melihat kedegilan hati mereka. Kemudian, Tuhan Yesus juga mengampuni orang-orang yang menyalibkan diri-Nya (Luk. 23:34).
Perbandingan antara kemarahan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi dengan kemarahan Yesus ini hendaknya membuat kita berpikir ketika marah. Pertama, apakah kemarahan kita karena ego kita semata atau memang karena ada kebenaran firman Tuhan yang dilanggar? Kedua, apakah ketika marah kepada seseorang, kita juga mengasihi orang tersebut?
REFLEKSI
Kepala panas dan hati dingin tidak pernah menyelesaikan apapun (Billy Graham)
PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN
- Apa yang cenderung Anda lakukan ketika marah? Renungkan apakah hal tersebut akan membawa pada kebaikan atau malah kecelakaan.
- Sebutkan contoh kemarahan dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan Alkitab. Apakah Anda melakukan hal tersebut?
AYAT ALKITAB TERKAIT
1 Kemudian Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. 2 Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia. 3 Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu: “Mari, berdirilah di tengah!” 4 Kemudian kata-Nya kepada mereka: “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?” Tetapi mereka itu diam saja. 5 Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: “Ulurkanlah tanganmu!” Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu. 6 Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia. (Mrk. 3:1-6)
6 Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya. 7 Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia. 8 Tetapi Ia mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada orang yang mati tangannya itu: “Bangunlah dan berdirilah di tengah!” Maka bangunlah orang itu dan berdiri. 9 Lalu Yesus berkata kepada mereka: “Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?” 10 Sesudah itu Ia memandang keliling kepada mereka semua, lalu berkata kepada orang sakit itu: “Ulurkanlah tanganmu!” Orang itu berbuat demikian dan sembuhlah tangannya. 11 Maka meluaplah amarah mereka, lalu mereka berunding, apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus. (Luk. 6:6-11)
Yesus berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya. (Luk. 23:34)