Ibadah Minggu, 28 Februari 2021 (Pagi)
Oleh Pdt. Mary Shi (GKKK Malang)
Penantian merupakan salah satu hal yang sangat menjemukan dalam kehidupan ini. Namun ketika penantian kita terwujud, maka segala kesulitan dalam penantian itu akan hilang dan tergantikan dengan sukacita. Apa yang harus kita lakukan ketika menantikan sesuatu dari Tuhan?
Injil Lukas terkenal dalam menyoroti tokoh-tokoh yang marjinal (“kurang diperhitungkan oleh masyarakat”). Misalnya, Simeon, seorang imam yang bertemu dengan bayi Yesus. Kisahnya tidak ditemukan dalam ketiga Injil yang lain. Apa yang dapat kita pelajari dari kisah hidup Simeon?
Identitasnya (ay. 25-26). Simeon dituliskan sebagai: 1) Orang benar. Bukan menekankan pembenaran di dalam Kristus (secara teologis), tetapi bertindak benar dalam kehidupan sehari-hari (secara praktis); 2) Orang yang saleh (taat pada Tuhan); 3) Menantikan penghiburan (kelepasan) bagi Israel; 4) Dipenuhi oleh Roh Kudus. Apakah keempat “identitas” ini ada pada kita?
Nanyiannya (ay. 28-32). Nyaniyan Simeon: 1) Menyiratkan siapa dirinya di hadapan Allah. Dia hanyalah hamba dan Allah adalah tuan-Nya; 2) Mengungkapkan permohonan kematian, tetapi ada kepuasan dalam Juru Selamat. Berhati-hatilah dalam membuat keputusan, karena itu akan memengaruhi hidup kita. Yakinkanlah bahwa kita sudah menanyakan kepada Tuhan sebelum mengambil keputusan.
Tindakannya (ay. 33-35). Simeon memberkati Maria dan Yusuf namun juga menyatakan ada tantangan besar (ay. 35). Hal ini menyatakan kadang kala, ada kesulitan, kesedihan, dan penderitaan di balik berkat dari Tuhan. Setelah kita menerima berkat keselamatan, tidak berarti tantangan hidup akan lenyap. Simeon dapat melihat gambaran besar perjalanan imannya yang begitu indah. Amin.
REFLEKSI
Apakah yang sedang kita nantikan dan apa yang kita lakukan dalam masa penantian sesuai dengan kehendak Tuhan yang tertulis dalam Alkitab?
PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN
- Hal-hal praktis apa saja yang dapat kita lakukan supaya tetap mengalami sukacita dalam masa penantian, maupun nanti seandainya penantian kita tidak terwujud?
- Hal-hal praktis apa saja yang sebaiknya dihindari untuk kita lakukan dalam masa penantian?
AYAT ALKITAB TERKAIT
21 Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya. 22 Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, 23 seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah,” 24 dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. 25 Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, 26 dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. 27 Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, 28 ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: 29 “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, 30 sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, 31 yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, 32 yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” 33 Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia. 34 Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan 35 — dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri — , supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.” (Luk. 2:21-35)