Suami/Ayah yang Saleh (Ayb. 1:1; Mzm. 128:1)

Ibadah Minggu, 6 September 2020 

Oleh Pdt. Eddy Tendean (Gepekris Malang)

Saleh berarti taat, tekun beribadah, takut akan Tuhan, iman yang teguh, dapat dipercaya, serta hidup sesuai kebenaran firman Tuhan. Namun demikian, Alkitab mencatat bahwa kesalehan sudah jarang ditemui di muka bumi (baca Kej. 18:20-33). Demikian pula, suami/ayah yang saleh juga semakin jarang. Berdasarkan data, 80% perceraian disebabkan oleh suami.

Mengapa seorang suami/ayah yang saleh sangat dibutuhkan? Pertama, Allah, yang membentuk keluarga, sangat menghormati keluarga. Kedua, suami/ayah diciptakan menjadi pemimpin dan kepala keluarga untuk istri dan anak-anaknya (Kej. 2:15). Ketiga, keberadaan ayah berpengaruh besar bagi istri dan anak-anaknya.

Bagaimana menjadi suami/ayah yang saleh? Pertama, harus benar-benar sudah lahir baru, beriman, dan takut akan Tuhan. Kedua, harus sungguh-sungguh mengasihi istri seperti Kristus mengasihi jemaat-Nya (Ef. 5:25-33). Dalam keadaan apapun, bagaimanapun, dan sampai kapanpun, seorang ayah harus mengasihi dan memperhatikan keluarganya (tidak hanya memberi nafkah). Ketiga, harus menjadi pemimpin yang baik (Ayb. 1:5). Doakan seluruh keluarga, serta ajak mereka untuk melakukan altar keluarga. Keempat, memiliki kehidupan yang patut diteladani.

Mari bapak-bapak, jadilah orang yang saleh. Dengan begitu, hidup kita dan keluarga kita akan berbahagia (Mzm. 128:1-6). Ini bukan mudah-mudahan, tetapi suatu kepastian.

REFLEKSI

Begitu banyak tanggung jawab dan tantangan yang dihadapi oleh seorang suami atau ayah pada masa kini. Namun demikian, sesuai dengan isi khotbah ini, sudahkah kita yang menjadi seorang suami/ayah memberikan yang terbaik bagi keluarga kita, yaitu hidup sebagai kepala keluarga yang saleh?

PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN

  1. Bagi para suami/ayah: renungkanlah kebiasaan dan pergumulan yang masih menjadi penghalang bagi Anda untuk menjadi seorang suami/ayah yang saleh. Baik jika Anda menanyakannya pula pada istri dan anak-anak Anda. Minta kekuatan pada Roh Kudus dan berkomitmen untuk memperbaikinya.
  2. Bagi para istri atau anak: berterima kasihlah (melalui kata-kata) kepada ayah dan tanyakan apa yang bisa dilakukan untuk mendukung beliau.

AYAT ALKITAB PENDUKUNG

Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. (Ayb. 1:1)

1 Nyanyian ziarah. Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! 2 Apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu! 3 Isterimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu! 4 Sesungguhnya demikianlah akan diberkati orang laki-laki yang takut akan TUHAN. 5 Kiranya TUHAN memberkati engkau dari Sion, supaya engkau melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu, 6 dan melihat anak-anak dari anak-anakmu! Damai sejahtera atas Israel!  (Mzm. 128:1-6)

TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. (Kej. 2:15)

Setiap kali, apabila hari-hari pesta telah berlalu, Ayub memanggil mereka, dan menguduskan mereka; keesokan harinya, pagi-pagi, bangunlah Ayub, lalu mempersembahkan korban bakaran sebanyak jumlah mereka sekalian, sebab pikirnya: “Mungkin anak-anakku sudah berbuat dosa dan telah mengutuki Allah di dalam hati.” Demikianlah dilakukan Ayub senantiasa. (Ayb. 1:5)

About the author

Leave a Reply