“Ya, Bapa, ke dalam Tangan-Mu Kuserahkan Nyawa-Ku” (Lukas 23:44-49)

Ibadah Minggu, 21 Maret 2021 (Sore)

Oleh Pdt. Vivian Soesilo (GBT Kristus Pelepas)

I. Konteks. Ketika itu, ada kegelapan padahal seharusnya panas terik (ay. 44-45). Di dalam Perjanjian Lama, kegelapan menggambarkan hukuman Tuhan (Yes. 13:9-10). Di dalam terjemahan lain, kegelapan terjadi di seluruh dunia, yang menggambarkan bahwa kematian Yesus memengaruhi seluruh isi dunia dan kita diminta menjadi saksinya (Kis. 1:8). Kemudian, tirai Bait Suci terbelah dua (baca Kel. 26:31-35). Terbelahnya tirai Bait Suci ini menggambarkan bahwa kematian Yesus memperdamaikan antara Allah dengan manusia, yang tadinya dipisahkan oleh dosa (Ef. 2:14-15). Dengan demikian, kita bisa datang kepada Allah Bapa tanpa gangguan.

II. Ucapan Yesus yang Terakhir. Ayat 46 merupakan perkataan Yesus yang terakhir di salib. Melalui kematian-Nya, Yesus menunjukkan kasih-Nya dengan memberikan apa yang paling berharga, yaitu nyawa-Nya sendiri. Apa yang Dia ucapkan merupakan doa, seperti halnya ucapan-Nya yang pertama di salib (Luk. 23:43). Seperti halnya Yesus, yang hidup-Nya dipenuhi doa, marilah kita juga berdoa di saat-saat sulit dalam kehidupan kita supaya kita dimampukan untuk melewatinya.

Selain itu, “doa penyerahan nyawa” seperti ini juga bisa dilakukan pada detik-detik terakhir sebelum meninggal (baca: doa Stefanus sebelum meninggal pada Kis. 7:59). Bukan untuk memohon supaya orang yang didoakan cepat meninggal, tetapi supaya dia bersiap untuk diberi yang terbaik oleh Tuhan (entah sembuh atau meninggal) dan mendapat ketenangan.

III. Respons Orang-Orang yang Menyaksikannya. Kepala pasukan memuliakan Allah karena tahu Yesus tidak bersalah (ay. 47). Selain itu, ada perempuan-perempuan yang sangat sedih (ay. 49). Marilah kita belajar untuk memuliakan Tuhan dan merendahkan diri kita yang penuh dosa. Kemudian, marilah kita setia melayani Tuhan hingga akhir. Amin.

REFLEKSI

Kematian Kristus, di mata Kristus sendiri, merupakan cara yang mutlak supaya Kerajaan Allah didirikan. Salib adalah jawaban doa supaya Kerajaan-Nya datang di bumi, seperti di surga (N.T. Wright)

PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN

  1. Bagaimana Anda dapat mewujudkan kasih pada Tuhan dan sesama saat ini?
  2. Mengapa banyak orang yang gagal melayani Tuhan hingga akhir? Apa yang dapat Anda lakukan untuk menghindari kegagalan yang sama?

AYAT ALKITAB TERKAIT

44 Ketika itu hari sudah kira-kira jam dua belas, lalu kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga, 45 sebab matahari tidak bersinar. Dan tabir Bait Suci terbelah dua. 46 Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya. 47 Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya: “Sungguh, orang ini adalah orang benar!” 48 Dan sesudah seluruh orang banyak, yang datang berkerumun di situ untuk tontonan itu, melihat apa yang terjadi itu, pulanglah mereka sambil memukul-mukul diri. 49 Semua orang yang mengenal Yesus dari dekat, termasuk perempuan-perempuan yang mengikuti Dia dari Galilea, berdiri jauh-jauh dan melihat semuanya itu. (Luk. 23:44-49)

9 Sungguh, hari TUHAN datang dengan kebengisan, dengan gemas dan dengan murka yang menyala-nyala, untuk membuat bumi menjadi sunyi sepi dan untuk memunahkan dari padanya orang-orang yang berdosa. 10 Sebab bintang-bintang dan gugusan-gugusannya di langit tidak akan memancarkan cahayanya; matahari akan menjadi gelap pada waktu terbit, dan bulan tidak akan memancarkan sinarnya. (Yes. 13:9-10)

Sebab itu hari akan menjadi malam bagimu tanpa penglihatan, dan menjadi gelap bagimu tanpa tenungan. Matahari akan terbenam bagi para nabi itu, dan hari menjadi hitam suram bagi mereka. (Mi. 3:6)

Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi. (Kis. 1:8)

31 Haruslah kaubuat tabir dari kain ungu tua, dan kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya; haruslah dibuat dengan ada kerubnya, buatan ahli tenun. 32 Haruslah engkau menggantungkannya pada empat tiang dari kayu penaga, yang disalut dengan emas, dengan ada kaitannya dari emas, berdasarkan empat alas perak. 33 Haruslah tabir itu kaugantungkan pada kaitan penyambung tenda itu dan haruslah kaubawa tabut hukum ke sana, ke belakang tabir itu, sehingga tabir itu menjadi pemisah bagimu antara tempat kudus dan tempat maha kudus. 34 Tutup pendamaian itu haruslah kauletakkan di atas tabut hukum di dalam tempat maha kudus. 35 Meja itu haruslah kautaruh di depan tabir itu, dan kandil itu berhadapan dengan meja itu pada sisi selatan dari Kemah Suci, dan meja itu haruslah kautempatkan pada sisi utara. (Kel. 26:31-35)

Yesus berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya. (Luk. 23:43)

Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.” (Kis. 7:59)

About the author

Leave a Reply