Ibadah Minggu, 14 Februari 2021 (Pagi)

Oleh Pdt. Daud Soesilo (GBT Kristus Pelepas)

KATA PENGANTAR

Tahun Baru Imlek (12/2). Di dunia terdapat berbagai tahun baru karena ada berbagai cara penghitungan penanggalan. Misalnya, penanggalan berdasarkan matahari (suryasengkala/solar calendar), di antaranya penanggalan Gregorian yang biasa kita gunakan. Ada juga penanggalan berdasarkan bulan (candrasengkala/lunar calendar), di antaranya penanggalan Islam dan Tionghoa (Imlek; im ­– bulan, lek – kalender).

Hari Valentin/Valentine’s Day (14/2). Konon, Valentine dianiaya sebagai orang Kristen di bawah Kaisar Claudius II. Kaisar mencoba untuk memurtadkan Valentine, tetapi justru Valentine mencoba “mengkristenkan” Kaisar. Oleh sebab itu, Valentine dihukum mati. Sebelum kematiannya, dia melakukan mukjizat dengan menyembuhkan anak sipir penjara yang buta.

Rabu Abu (17/2). Ada kebiasaan di gereja meletakkan abu di dahi sebagai tanda pertobatan dan kemudian mengucapkan: “Ingatlah kamu adalah debu dan kepada debu kamu akan kembali.”

Pra-Paskah (17/2 – 3/4). Jangka waktu 40 hati untuk mengingatkan Tuhan Yesus yang berpuasa selama 40 hari di padang belantara. Puncaknya adalah Minggu Palem (28/3), Jumat Agung (2/4), dan kemudian Minggu Paskah (4/4). Masa Pra-Paskah adalah masa disiplin rohani yang diisi dengan berdoa dan berpuasa serta mengurangi kemewahan duniawi.

=======================================================

Hari ini dikenal sebagai Minggu Transfigurasi (artinya: Yesus dimuliakan). (Mat. 17:1-13; Luk. 9:28-36; 2Ptr. 1:17-18). Perikop ini menekankan tiga hal. Pertama, bahwa Yesus natur-Nya ilahi, bukan manusia biasa. Kedua, kata-kata berkat kepada Yesus mengingatkan kita pada berkat dari Allah Bapa waktu Yesus dibaptis. Kemudian, Yesus juga mengajar dengan otoritas Allah Ketiga, peristiwa ini menjadi gambar awal dari kebangkitan Yesus ketika identitas-Nya tidak terselubung lagi dan Dia akan kembali dalam kuasa dan kemuliaan.

Setelah enam hari (ay. 2) mengingatkan enam hari Musa menunggu sebelum dia mendaki Gunung Sinai untuk bertemu dengan Allah (Kel. 24:16-18). Sebuah gunung yang tinggi (ay. 2) mengingatkan pada gunung Hermon yang paling tinggi dan mengerdilkan semua gunung di sekitarnya. Yesus berubah rupa (Yun. metamorphoō; ay. 2), berarti penampakannya berubah menjadi dalam bentuk kemuliaan surgawi. Pakaiannya menjadi putih berkilauan (ay. 3), sebagaimana Musa turun dari gunung Sinai setelah bertemu dengan Allah. Yesus bercakap-cakap dengan Elia dan Musa (ay. 4), kedua nabi tersebut juga bertemu dengan Allah di gunung. Dalam konteks Injil Markus, Musa mewakili Taurat (Hukum), Elia mewakili nabi-nabi. Mereka berbicara dengan Yesus. Ini menghubungkan mereka dengan tahap awal dari wahyu Allah (diawali melalui Hukum Taurat, kemudian Nabi-Nabi, lalu Yesus Kristus). Mendirikan tiga kemah (ay. 5), mewakili hari raya Sukkot ketika bangsa Israel mendirikan kemah-kemah (Im. 23).

Apa maknanya bagi kita? Pertama, transfigurasi berdampak kecil bagi ketiga murid Yesus. Mereka masih “gagal paham” tentang kematian dan kebangkitan Yesus. Waspadalah supaya kita jangan “gagal paham” seperti mereka. Pengalaman luar biasa dengan Yesus yang dimuliakan juga jangan membuat kita mengundurkan diri dari kehidupan sehari-hari.

Kedua, ketiga murid tidak diubah dari pengalaman “puncak gunung.” Mereka mengusulkan untuk membuat tiga kemah supaya Yesus tidak perlu mengalami penyaliban. Jangan sampai pengalaman “puncak gunung” (kesukesan secara jasmani maupun rohani) membuat kita berhenti dengan pelayanan dan perjuangan kita. Menjadi murid Yesus berarti mengikuti Guru kita terus menerus. Tidak boleh berhenti. Kita harus mengikuti rencana Allah, sebagaimana Yesus juga harus mengalami penderitaan penyaliban untuk mengerjakan karya keselamatan-Nya. Amin.

REFLEKSI

Pengalaman bersama Tuhan merupakan pengalaman terus menerus seumur hidup. Jangan pernah berhenti untuk terus bertumbuh dan menikmatinya.

PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN

  1. Mengapa pengalaman kesuksesan bisa membuat kita untuk berhenti (tidak mau maju) dalam mengiring Tuhan?
  2. Apa langkah-langkah yang dapat kita lakukan supaya tidak “gagal paham” dalam mengiring Tuhan Yesus?

AYAT ALKITAB TERKAIT

2 Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus dengan Yakobus dan saudaranya Yohanes, menyendiri ke sebuah gunung yang tinggi. Di depan mata mereka Yesus berubah rupa. 3 Pakaian-Nya menjadi putih berkilauan. Tidak ada seorang penatu pun di dunia ini yang dapat mencuci seputih itu. 4 Kemudian ketiga orang pengikut-Nya itu melihat Yesus bercakap-cakap dengan Elia dan Musa. 5 Maka Petrus berkata kepada Yesus, “Pak Guru, enak sekali kita di sini. Baiklah kami mendirikan tiga kemah: satu untuk Bapak, satu untuk Musa, dan satu lagi untuk Elia.” 6 Sebenarnya Petrus tidak tahu apa yang ia harus katakan, sebab ia dengan kedua temannya sedang ketakutan sekali. 7 Kemudian awan meliputi mereka dan dari awan itu terdengar suara yang berkata, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi. Dengarkan Dia!” 8 Cepat-cepat mereka melihat sekeliling mereka, dan tidak lagi melihat siapa pun di situ bersama mereka, kecuali Yesus saja. (Mrk. 9:2-8 BIMK)

17 Kami berada di sana ketika Ia dihormati dan diagungkan oleh Allah Bapa. Pada waktu itu terdengar suara dari Yang Mahamulia, yang berkata kepada-Nya, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi. Ia menyenangkan hati-Ku!” 18 Kami sendiri mendengar suara itu datang dari surga ketika kami berada bersama Dia di atas gunung yang suci itu. (2Ptr. 1:17-18 BIMK)

About the author

Leave a Reply