Ibadah Umum II, 4 Februari 2024. Oleh: Pdt. Daud Soesilo.
Surat ini ditulis oleh Paulus kepada jemaat di Filipi ketika dia berada di dalam penjara. Ketika itu, banyak guru palsu yang menggoyahkan iman mereka. Inilah yang melatarbelakangi Paulus menulis surat penggembalaan ini.
Dalam bagian ini, Paulus menonjolkan tujuh hal yang dahulu dia banggakan (ay. 5-6) yaitu: disunat pada hari kedelapan, dari akar Israel, dari suku Benyamin (suku yang setia dan Saul berasal dari suku ini), Ibrani asli, seorang Farisi, seorang penganiaya gereja (Kis. 22:4-5), dan tidak bersalah di hadapan Hukum Taurat. Singkatnya, Paulus menyatakan bahwa dia lebih unggul dibanding guru-guru palsu itu.
Tetapi, Paulus menyatakan bahwa setelah mengenal Kristus, dia menganggap semua itu sampah (ay. 7-9). Paulus tahu bahwa beriman pada Kristus merupakan jalan yang lebih baik. Dalam bahasa Yunani, kata iman memiliki empat aspek, yaitu iman, kepercayaan, keyakinan, dan kesetiaan. Inilah yang harus ada pula ketika kita mengaku beriman pada Kristus.
Kemudian, Paulus juga mengingatkan supaya jemaat memprioritaskan hubungan dengan Tuhan dan sesama (ay. 10), bukan hal-hal atau disiplin lahiriah (‘aset lama’). Kristus telah membayar lunas semuanya bagin kita. Tidak hanya itu, kita juga harus rela menderita ketika mengiring Tuhan (ay. 11). Seperti Paulus, gembala yang baik menggembalakan dan menasihati domba-domba yang Tuhan percayakan supaya mereka tidak mengikuti ajaran-ajaran sesat. Amin.
REFLEKSI
Orang Kristen bukanlah seseorang yang membuat awal yang baru di dalam hidup mereka, tetapi seseorang yang menerima hidup yang baru untuk dijalani (John Blanchard)
PERTANYAAN DISKUSI
- Bagaimana mewujudkan aspek-aspek iman dalam kehidupan sehari-hari?
- Adakah hal-hal yang dahulu Anda agung-agungkan namun setelah menerima Kristus, Anda tidak lagi membanggakannya? Syukurilah perubahan hidup ini.
REFERENSI
4 Sebenarnya saya dapat saja bergantung kepada upacara-upacara itu. Sebab kalau ada seseorang yang merasa ia punya alasan untuk bergantung kepada upacara yang bersifat lahir, saya lebih lagi. 5 Saya disunat ketika berumur delapan hari. Saya lahir sebagai seorang Israel, dari suku bangsa Benyamin; saya orang Ibrani asli. Dalam hal ketaatan pada hukum-hukum agama Yahudi, saya adalah anggota golongan Farisi. 6 Saya malah begitu bersemangat sehingga saya menganiaya jemaat. Kalau dinilai dari segi hukum agama Yahudi, saya seorang baik yang tidak bercela. 7 Tetapi karena Kristus, maka semuanya yang dahulu saya anggap sebagai sesuatu yang menguntungkan, sekarang menjadi sesuatu yang merugikan. 8 Bukan saja hal-hal tersebut; tetapi malah segala sesuatu saya anggap sebagai hal-hal yang hanya merugikan saja. Yang saya miliki sekarang ini adalah lebih berharga: yaitu mengenal Kristus Yesus, Tuhanku. Karena Kristus, maka saya sudah melepaskan segala-galanya. Saya anggap semuanya itu sebagai sampah saja, supaya saya bisa mendapat Kristus, 9 dan betul-betul bersatu dengan Dia. Hubungan yang baik dengan Allah tidak lagi saya usahakan sendiri dengan jalan taat kepada hukum agama. Sekarang saya mempunyai hubungan yang baik dengan Allah, karena saya percaya kepada Kristus. Jadi, hubungan yang baik itu datang dari Allah, dan berdasarkan percaya kepada Yesus Kristus. 10 Satu-satunya yang saya inginkan ialah supaya saya mengenal Kristus, dan mengalami kuasa yang menghidupkan Dia dari kematian. Saya ingin turut menderita dengan Dia dan menjadi sama seperti Dia dalam hal kematian-Nya. 11 Dan saya berharap bahwa saya sendiri akan dihidupkan kembali dari kematian. (Flp. 3:4-11 BIMK)
Dan aku telah menganiaya pengikut-pengikut Jalan Tuhan sampai mereka mati; laki-laki dan perempuan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara. 5 Tentang hal itu baik Imam Besar maupun Majelis Tua-tua dapat memberi kesaksian. Dari mereka aku telah membawa surat-surat untuk saudara-saudara di Damsyik dan aku telah pergi ke sana untuk menangkap penganut-penganut Jalan Tuhan, yang terdapat juga di situ dan membawa mereka ke Yerusalem untuk dihukum. (Kis. 22:4-5)