Ibadah Umum II, 12 Oktober 2025. Oleh: Pdm. Tomy Handaka Patria.

Ada sebagian orang Kristen yang keliru memahami iman, sehingga mereka kecewa ketika apa yang mereka “imani” tidak terjadi atau mereka tidak bersungguh-sungguh dalam melayani Tuhan. Kita dapat mengenali iman dari kisah Abraham ini.

Pertama, iman yang benar didasarkan pada janji Tuhan. Ketika diminta meninggalkan tempat asal, saudara sebangsa, dan keluarga besarnya, Abraham langsung taat. Hal ini terjadi karena Abraham tidak berhitung-hitung dengan apa yang akan dijalaninya di depan, tetapi percaya pada Allah, yang memerintahkannya. Selain itu, dia juga percaya bahwa Allah pasti akan menggenapi janji-Nya. Iman yang tidak berasal dari janji Tuhan di dalam Alkitab (mungkin hanya keinginan diri sendiri, pengaruh orang lain, atau bisikan Iblis), tidak bisa disandari. Jadi, beriman berbeda dengan sekadar nekat, yang tidak ada dasar kepastiannya.

Kedua, iman yang benar memberi kekuatan dalam menjalani panggilan Tuhan. Iman bukan sekadar percaya, tetapi juga harus dinyatakan dalam tindakan (bdk. “iman yang mati” dalam Yak. 2:17). Iman yang dimiliki Abraham membuat dia fokus pada hal-hal yang kekal (Ibr. 11:8, 10). Abraham tidak takut dengan kehilangan-kehilangan yang dia alami di dunia ini akibat imannya pada Tuhan. Marilah kita terus melangkah dalam iman, dan yakinlah bahwa Tuhan akan senantiasa menjaga iman kita (1Ptr. 1:5) dan kesetiaan Kristus di salib membuat kita tetap terhitung sebagai orang benar di tengah kesalahan kita. Amin.

REFLEKSI

Orang yang percaya akan taat; gagal untuk taat adalah bukti nyata kalau seseorang tidak sungguh-sungguh memiliki iman (A.W. Tozer)

PERTANYAAN DISKUSI

  1. Apakah semakin besar iman yang dimiliki seseorang akan sebanding dengan pelayanan orang tersebut? Jelaskan.
  2. Apa kaitannya penderitaan dengan iman? Jelaskan melalui pengertian yang sederhana dan praktis.

REFERENSI

1 Berfirmanlah TUHAN kepada Abram, ”Pergilah dari negerimu, dari sanak saudaramu, dan dari rumah bapamu ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu.  2 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, memberkati engkau, serta membuat namamu masyhur, dan engkau akan menjadi berkat. 3 Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.”

4 Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lot pun ikut bersama dia. Abram berumur tujuh puluh lima tahun ketika ia berangkat dari Haran. 5 Abram membawa Sarai, istrinya, Lot, anak saudaranya, dan segala harta benda yang mereka kumpulkan, serta orang-orang yang mereka peroleh di Haran. Mereka berangkat ke tanah Kanaan, lalu sampai di sana. 6 Abram berjalan melalui negeri itu sampai ke suatu tempat dekat Sikhem, ke pohon tarbantin di More. Waktu itu orang Kanaan tinggal di negeri itu.

7 Ketika itu TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman, ”Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu.” Lalu di situ ia mendirikan mezbah bagi TUHAN yang telah menampakkan diri kepadanya.  8 Kemudian dari situ ia pindah ke pegunungan di sebelah timur Betel. Ia memasang kemahnya di antara Betel di sebelah barat dan Ai di sebelah timur. Lalu di situ ia mendirikan mezbah bagi TUHAN dan memanggil nama TUHAN. 9 Sesudah itu, Abram berangkat dan berjalan terus ke Tanah Negeb. (Kej. 12:1-9 TB-2)

2 Jawab Stefanus, ”Saudara-saudara dan Bapak-bapak, dengarkanlah! Allah yang Maha Mulia telah menampakkan diri-Nya kepada bapa leluhur kita Abraham, ketika ia masih di Mesopotamia, sebelum ia menetap di Haran,  3 dan berfirman kepadanya: Keluarlah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan pergilah ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. 4 Lalu keluarlah ia dari negeri orang Kasdim, lalu menetap di Haran. Setelah ayahnya meninggal, Allah menyuruh dia pindah dari situ ke tanah ini, tempat kamu tinggal sekarang. (Kis. 7:2-4 TB-2)

Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, iman itu pada hakikatnya mati. (Yak. 2:17 TB-2)

8 Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat tanpa mengetahui tempat yang ditujunya.

10 Sebab, ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah. (Ibr. 11:8, 10 TB -2)

Semuanya itu adalah untukmu, karena kalian percaya kepada Allah. Maka kalian dijaga dengan kuasa Allah supaya kalian menerima keselamatan yang siap dinyatakan pada akhir zaman nanti. (1Ptr. 1:5 BIMK)

About the author

Leave a Reply