Introspeksi Diri Sambut Datang-Nya (Yoh. 8:2-11)

Ibadah Umum II, 27 November 2022

Oleh: Ev. Nicholas Kurniawan Artadjaja

Ada yang mengatakan bahwa “cermin tidak pernah berbohong.” Artinya, pantulan di cermin menggambarkan wajah kita apa adanya. Demikian pula, Tuhan mengajarkan untuk “berkaca” melihat siapa diri kita supaya terjadi transformasi. Tanpa introspeksi, ibadah hanya atraksi, iman kehilangan afeksi dan hubungan kehilangan interaksi.

Dalam bagian ini, Tuhan Yesus ada di tengah-tengah orang Farisi, yang memegang teguh Taurat dan aturan-aturan di dalamnya sehingga mereka kehilangan relasi dengan Tuhan. Itulah yang menyebabkan mereka memiliki hati yang penuh penghakiman terhadap perempuan yang kedapatan berzina itu. Kristus datang memporakporandakan regulasi ini dan mengajarkan pengikut-Nya untuk kembali pada relasi.

Marilah kita introspeksi diri apakah gereja kita adalah “gereja pelempar batu”? Atau, apakah kita termasuk “orang-orang yang melempar batu”? Bentuknya bisa bermacam-macam, seperti: pikiran-pikiran penuh penghakiman, sikap merasa hebat, kata-kata yang tidak sabaran, kebencian yang penuh kepahitan, serta sedikitnya ruang untuk mengasihi. Padahal, Tuhan Yesus sendiri, satu-satunya orang yang berhak melemparkan batu ke perempuan itu, tidak menghakiminya. Waspadalah bahwa kita pun bisa melakukan kesalahan. Itulah pentingnya kita melakukan introspeksi diri. Amin.

REFLEKSI

Hati yang merendahkan diri dan melakukan introspeksi tidak akan memerlukan waktu lama untuk menemukan sesuatu yang melawan Allah (James E. Smith)

PERTANYAAN DISKUSI

  1. Apa yang akan terjadi ketika seorang Kristen tidak lagi memiliki kebiasaan untuk introspeksi diri?
  2. Apa yang sebaiknya kita lakukan ketika melihat seorang Kristen yang lain melakukan dosa? Hubungkan penjelasan Anda dengan tuntunan-tuntunan yang tertulis dalam Alkitab.

REFERENSI AYAT ALKITAB

2 Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka. 3 Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. 4 Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: “Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. 5 Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?” 6 Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. 7 Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” 8 Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. 9 Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. 10 Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” 11 Jawabnya: “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus: “Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” (Yoh. 8:2-11)

About the author

Leave a Reply