Ibadah Umum II, 11 Juni 2023. Oleh: Pdt. Daud Soesilo.
Filipus adalah salah satu dari tujuh orang yang dipilih oleh para rasul untuk pelayanan diakonia kepada para janda (6:5). Dia mendapat perintah dari malaikat yang diutus Tuhan (ay. 29), untuk pergi ke jalan yang berisiko tinggi (ay. 26). Dia harus menemui sida-sida dari Etiopia (daerah Sudan sekarang). Sida-sida/kasim tersebut dikebiri karena bertugas menjaga permaisuri dan selir raja. Jadi berdasar kitab Taurat, sebagai orang non-Yahudi dan memiliki “cacat”, maka dia tidak boleh masuk ke dalam rumah Tuhan walaupun berkedudukan tinggi.
Di tengah pergumulan hati sida-sida itu, Filipus menemuinya. Waktu itu, sida-sida tersebut sedang membaca Septuaginta (terjemahan Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani) tentang seorang hamba Tuhan yang papa dan tidak memiliki keturunan. Filipus lalu menggunakan kesempatan ini untuk mengaitkan bagian tersebut kepada Kristus.
Filipus hanyalah perantara namun Roh Kuduslah yang bekerja. Inilah yang membuat sida-sida ini mengambil keputusan untuk mengiring Yesus (ay. 36). Sida-sida tersebut lalu pergi dengan sukacita (seperti sukacita dalam Luk. 1:67-80; Luk. 24:52; Kis. 5:41). Filipus lalu melanjutkan pemberitaan Injil di Kaisarea tanpa menunggu imbalan maupun pujian.
Ada tiga pelajaran dari kisah ini. Saat kita diutus, kita harus pergi segera dan rela meninggalkan zona nyaman kita. Kemudian, pemberitaan Kabar Baik harus berfokus pada Kristus. Terakhir, kita harus tunduk jika diutus Allah ke tempat lain. Amin.
REFLEKSI
Allah memiliki Anak tunggal, dan Dia adalah seorang misionaris (David Livingstone)
PERTANYAAN DISKUSI
- Apa saja yang biasanya menjadi penghalang seseorang dalam memberitakan Kabar Baik?
- Adakah orang di sekitar kita yang memerlukan Kabar Baik? Segera beritakanlah Kabar Baik yang Anda miliki kepadanya dengan memohon bantuan Roh Kudus.
REFERENSI
26 Kemudian berkatalah seorang malaikat Tuhan kepada Filipus, “Bangkitlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza.” Jalan itu jalan yang sunyi. 27 Lalu Filipus bangkit dan berangkat. Adalah seorang Etiopia, seorang pejabat istana, pembesar dan kepala perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia, yang pergi ke Yerusalem untuk beribadah. 28 Orang itu sedang dalam perjalanan pulang dan duduk dalam keretanya sambil membaca kitab Nabi Yesaya. 29 Lalu kata Roh kepada Filipus, “Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!” 30 Filipus bergegas ke situ dan mendengar pejabat istana itu sedang membaca kitab Nabi Yesaya. Kata Filipus, “Mengertikah Tuan apa yang Tuan baca itu?” 31 Jawabnya, “Bagaimana aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?” Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya. 32 Nas yang dibacanya itu berbunyi sebagai berikut:
Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian;
dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya,
demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya.
33 Dalam kehinaan-Nya, keadilan tidak diberikan kepada-Nya;
siapa yang akan menceritakan asal usul-Nya?
Sebab nyawa-Nya diambil dari bumi.
34 Lalu kata pejabat istana itu kepada Filipus, “Aku bertanya kepadamu, tentang siapa nabi berkata demikian? Tentang dirinya sendiri atau tentang orang lain?” 35 Filipus pun mulai berbicara dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil tentang Yesus kepadanya. 36 Mereka melanjutkan perjalanan mereka, dan tiba di suatu tempat yang ada air. Lalu kata pejabat istana itu, “Lihat, di situ ada air; apakah ada halangan bagiku untuk dibaptis?” [37 Sahut Filipus, “Jika Tuan percaya dengan segenap hati, boleh.” Jawabnya, “Aku percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah.”] 38 Orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun pejabat istana itu, lalu Filipus membaptis dia. 39 Ketika mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba membawa Filipus pergi dan pegawai istana itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita. 40 Ternyata Filipus sudah berada di Asdod. Ia berjalan melalui daerah itu dan memberitakan Injil di semua kota sampai ia tiba di Kaisarea. (Kis. 8:26-40)
Mereka sujud menyembah Dia, lalu pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita. (Luk. 24:52)
Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan sukacita, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus. (Kis. 5:41)