Ibadah Umum I, 4 Desember 2022
Oleh: Pdp. Tomy Handaka Patria
Berita tentang Raja Damai dan Kerajaan-Nya diterima oleh Yesaya ketika bangsa Yehuda menghadapi situasi yang sangat suram (Yesaya melayani di Yehuda selama masa pemerintahan raja Uzia, Yotam, Ahas, dan Hizkia; 1:1). Kegagalan raja-raja Israel (baik kerajaan utara maupun selatan) untuk tetap berpaut pada Tuhan menyebabkan Tuhan menggunakan bangsa-bangsa lain sebagai alat untuk “menghukum” umat-Nya sehingga keadaan Israel sudah seperti “pohon yang ditebang” (ay. 1 BIMK).
Tetapi, dari tunggul itu Tuhan akan menumbuhkan tunas yang baru. Nubuat ini merupakan kelanjutan dari janji Tuhan kepada Daud akan datangnya seorang Raja yang besar dari keturunannya (2Sam. 7:12-13). Raja itu akan dipenuhi kuasa Roh Kudus. Dia dikaruniai hikmat dan pengertian sehingga mampu memerintah dengan bijaksana dan adil. Kemudian, dikaruniai nasihat dan keperkasaan sehingga tidak hanya pandai mengambil keputusan, tetapi juga mampu melaksanakannya (baca ayat 2 BIMK). Selain itu, juga memiliki pengenalan dan takut akan TUHAN sehingga tidak akan melakukan penyelewengan. Dengan kuasa dan kualitas kepribadian seperti ini, maka Raja tersebut akan mampu memerintah dengan penuh keadilan, kebenaran, dan kesetiaan (ay. 3-5). Perselisihan dan ketidakadilan akan dilenyapkan digantikan damai yang sejati (ay. 6-9).
Apa yang dapat kita pelajari dari bagian ini? Pertama, Kristuslah satu-satunya sumber kedamaian yang sejati. Satu hal yang perlu kita ingat, kedamaian yang sejati tidak mungkin bisa terjadi di luar Kristus. Kejatuhan manusia ke dalam dosa membuat hati manusia telah cemar, sehingga kedamaian bukan lagi menjadi tabiat manusia. Kedua, renungkanlah apakah Kristus telah memimpin hidup kita? Seperti bangsa Israel, kita mungkin berpikir bahwa hidup kita bisa lebih baik jika berada di luar pimpinan Tuhan. Hidup menuruti ego dan nasihat duniawi terlihat lebih menarik karena hasilnya tampak menguntungkan. Namun dari deskripsi tentang Sang Raja Damai yang sempurna ini, kita disadarkan bahwa hidup dalam pimpinan-Nya tidak mungkin keliru dan kita akan merasakan damai dari Tuhan, yang tidak terpengaruh keadaan di luar (Yoh. 14:27). Marilah kita terus mendekat pada-Nya dan hidup di bawah pimpinan-Nya. Amin.
REFLEKSI
Seseorang yang tidak menjadi anak yang damai bukanlah anak Tuhan (Richard Baxter)
PERTANYAAN DISKUSI
- Apa yang akan terjadi ketika seseorang yang mengaku percaya pada Kristus namun tidak sepenuhnya hidup di bawah tuntunan-Nya?
- Berikan contoh ketika Anda ingin menerapkan tuntunan Tuhan, tetapi keadaan justru bertolak belakang. Bagaimana Anda menyikapinya?
REFERENSI AYAT ALKITAB
1 Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. 2 Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN; 3 ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang. 4 Tetapi ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan, dan akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri dengan kejujuran; ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik. 5 Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang. (Yes. 11:1-5)
6 Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya. 7 Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu. 8 Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak. 9 Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya. (Yes. 11:6-9)
12 Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. 13 Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. (2Sam. 7:12-13)
Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. (Yoh. 14:27)