Tak’kan Terlambat Pertolongan-Nya (Mat. 14:22-33)

Ibadah Umum II, 25 Juni 2023. Oleh: Pdt. Tjeng Kiem Gwan.

Ketika melihat Tuhan Yesus berjalan di atas air, murid-murid takut karena belum pernah mengalaminya sebelumnya (ay. 26). Kepanikan itu membuat mereka salah mengenali-Nya (Tuhan dikira hantu). Begitu juga ketika kita mengalami tekanan baru yang lebih berat, iman kita jangan goyah. Hal itu justru akan memproses diri kita untuk memiliki pengharapan yang lebih kepada Tuhan. Tuhan akan memberikan ketenangan karena tidak ingin membiarkan kita ada dalam kepanikan (ay. 27).

Pada peristiwa ini, Petrus meminta tanda supaya dia pun dapat berjalan di atas air mendapati Tuhan Yesus (ay. 28). Setelah Tuhan Yesus mengundanngya, Petrus menunjukkan komitmennya dengan turun dari perahu dan mulai berjalan di atas air (ay. 29). Kita pun perlu teguh memegang iman kita dan berjalan bersama Tuhan sehingga hidup kita indah. Namun sejenak kemudian, Petrus tenggelam. Itu terjadi karena hatinya dikuasai oleh perasaan dan tidak lagi fokus terhadap perkataan Tuhan (ay. 30). Kita pun perlu menyaring apa yang kita dengar sehingga kebimbangan tidak menguasai kita.

Tetapi, tidak ada kata terlambat di dalam Tuhan. Setelah Petrus berteriak minta tolong, Tuhan Yesus pun menolongnya (ay. 31). Kemudian, angin pun reda dan perahu menjadi tenang (ay. 32). Mari kita undang Tuhan untuk menolong kita segera, karena pertolongan-Nya tidak terlambat. Kehadiran Tuhan akan membuat orang menyembah Tuhan (ay. 33). Inilah pengenalan yang baru yang terjadi pada kita. Amin.

REFLEKSI

Marrilah kita buang jauh-jauh dari pikiran kita bahwa sesuatu (yang buruk) terjadi karena Tuhan tidak sanggup menolong (J.I. Packer)

PERTANYAAN DISKUSI

  1. Bagaimana kita membedakan bahwa suatu solusi atau pertolongan itu benar-benar berasal dari Tuhan?
  2. Apa saja yang perlu kita lakukan ketika menunggu pertolongan Tuhan?

REFERENSI

22 Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. 23  Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ. 24  Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal. 25  Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. 26  Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: “Itu hantu!,” lalu berteriak-teriak karena takut. 27  Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” 28  Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: “Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air.” 29  Kata Yesus: “Datanglah!” Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. 30  Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: “Tuhan, tolonglah aku!” 31  Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” 32  Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah. 33  Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: “Sesungguhnya Engkau Anak Allah.” (Mat. 14:22-33)

About the author

Leave a Reply