Ibadah Umum I, 5 Oktober 2025. Oleh: Pdt. Hari Soegianto.
Ibadah pada dasarnya adalah persembahan diri kita kepada Tuhan. Namun, di dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa beribadah dengan cara yang tidak berkenan kepada-Nya. Inilah yang juga terjadi pada masa Maleakhi. Tuhan telah membebaskan Israel dari pembuangan di Babel, tetapi umat-Nya tidak memberikan penghormatan yang semestinya.
Sikap umat-Nya ini yang menjadi latar belakang hardikan Tuhan dalam bagian ini. Tuhan bukan sekadar bapa atau tuan (ay. 6), tetapi Dia adalah Pencipta. Maka, Tuhan memerintahkan umat-Nya agar beribadah kepada-Nya dan memberikan persembahan yang terbaik. Sayangnya, mereka malah mempersembahkan kurban yang cacat dan para imam membiarkannya (bnd. ay. 7-8).
Ibadah yang sejati bukan sekadar masalah kehadiran atau kemampuan kita, melainkan masalah hati yang rindu mempersembahkan yang terbaik kepada Tuhan (Mzm. 51:19). Ini juga termasuk dalam mempersembahkan hidup kita sehari-hari, yang harus kita jaga supaya berkenan kepada-Nya.
Di tengah kegagalan kita dalam memepersembahkan yang terbaik kepada Tuhan, Kristus datang menjadi domba yang disembelih menjadi kurban yang berkenan kepada Bapa (menggenapi Mal. 3:1). Itulah yang menjadi dasar bagi kita untuk mempersembahkan yang terbaik di dalam ketidaksempurnaan kita. Amin.
REFLEKSI
Ibadah adalah respons terhadap kebenaran tentang Tuhan dan kebenaran tentang Tuhan itu dinyatakan dalam firman-Nya (John F. MacArthur)
PERTANYAAN DISKUSI
- Apa saja bentuk-bentuk persembahan yang cacat yang pernah Anda lakukan atau Anda lihat dalam kehidupan sehari-hari?
- Apa dampaknya bagi diri dan lingkungan kita ketika kita mempersembahkan kurban yang cacat?
REFERENSI
6 Seorang anak menghormati bapanya dan seorang hamba menghormati tuannya. Jika Aku ini bapa, di manakah hormat yang kepada-Ku itu? Jika Aku ini tuan, di manakah takut yang kepada-Ku itu? firman TUHAN semesta alam kepada kamu, hai para imam yang menghina nama-Ku. Tetapi kamu berkata: ”Dengan cara bagaimanakah kami menghina nama-Mu?” 7 Kamu membawa roti cemar ke atas mezbah-Ku, tetapi berkata: ”Dengan cara bagaimanakah kami mencemarkannya?” Dengan cara menyangka: ”Meja TUHAN boleh dihinakan!” 8 Apabila kamu membawa seekor binatang buta untuk dipersembahkan, tidakkah itu jahat? Apabila kamu membawa binatang yang timpang dan sakit, tidakkah itu jahat? Cobalah menyampaikannya kepada bupatimu, apakah ia berkenan kepadamu, apalagi menyambut engkau dengan baik? firman TUHAN semesta alam.
9 Maka sekarang: ”Cobalah melunakkan hati Allah, supaya Ia mengasihani kita!” Oleh tangan kamulah terjadi hal itu, masakan Ia akan menyambut salah seorang dari padamu dengan baik? firman TUHAN semesta alam. 10 Sekiranya ada di antara kamu yang mau menutup pintu, supaya jangan kamu menyalakan api di mezbah-Ku dengan percuma. Aku tidak suka kepada kamu, firman TUHAN semesta alam, dan Aku tidak berkenan menerima persembahan dari tanganmu. 11 Sebab dari terbitnya sampai kepada terbenamnya matahari nama-Ku besar di antara bangsa-bangsa, dan di setiap tempat dibakar dan dipersembahkan korban bagi nama-Ku dan juga korban sajian yang tahir; sebab nama-Ku besar di antara bangsa-bangsa, firman TUHAN semesta alam. 12 Tetapi kamu ini menajiskannya, karena kamu menyangka: ”Meja Tuhan memang cemar dan makanan yang ada di situ boleh dihinakan!” 13 Kamu berkata: ”Lihat, alangkah susah payahnya!” dan kamu menyusahkan Aku, firman TUHAN semesta alam. Kamu membawa binatang yang dirampas, binatang yang timpang dan binatang yang sakit, kamu membawanya sebagai persembahan. Akan berkenankah Aku menerimanya dari tanganmu? firman TUHAN. 14 Terkutuklah penipu, yang mempunyai seekor binatang jantan di antara kawanan ternaknya, yang dinazarkannya, tetapi ia mempersembahkan binatang yang cacat kepada Tuhan. Sebab Aku ini Raja yang besar, firman TUHAN semesta alam, dan nama-Ku ditakuti di antara bangsa-bangsa. (Mal. 1:6-14)
Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur;
hati yang patah dan remuk
tidak akan Kaupandang hina, ya Allah. (Mzm. 51:19)
Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam. (Mal. 3:1)
