Ibadah Umum II, 6 Oktober 2024. Oleh: Ev. Nicholas Kurniawan.
Garam dan tarang adalah panggilan semua orang Kristen di dunia yang cemar. Garam memengaruhi dengan cara larut ke dalam suatu objek, memengaruhi tanpa terlihat. Sementara itu, terang memengaruhi dari ketinggian untuk menyinari objek-objek di sekitarnya. Pengaruhnya akan terlihat dari luar.
Menjadi garam dan terang adalah identitas dan bukan sekadar aktivitas. Garam adalah langkah awal untuk menjadi terang. Tuhan harus masuk ke dalam diri kita. Setelah itu, kita baru bisa memancarkan terang/memengaruhi orang lain.
Ada beberapa alasan mengapa garam dipakai dalam gambaran ini. Pertama, sebagai simbol ikatan perjanjian Allah dengan manusia (Im. 2:13). Kedua, sebagai alat penyembuh dan pembersih (2Raj. 2:20-22). Ketiga, sebagai perangsang nafsu makan (Ayb. 6:6-7). Keempat, pencegah pembusukan (Luk. 14:34). Kelima, stimulan untuk kesaksian kita (Mat. 5:13). Keenam, bukti kasih karunia Tuhan (Kol. 4:6).
Bagaimana supaya kita bisa menjaga keasinan kita? Pertama, protect the Gospel (lindungi Injil). Biarkan Injil terus menjaga hidup kita. Kedua, preach the Gospel (sampaikan Injil). Kita harus memedulikan orang lain yang belum mengenal Kristus. Ketiga, pray for the expansion (doakan perluasan Injil). Kekristenan harus ekspansif (meluas), bukan eksklusif (hanya bagi diri sendiri). Marilah kita menjadi orang Kristen yang tasteful (penuh rasa), dan bukannya tasteless (hambar). Amin.
REFLEKSI
Anugerah yang tidak dapat dilihat, seperti terang, dan tidak terasa, seperti garam, bukanlah anugerah melainkan kemunafikan (J.C. Ryle)
PERTANYAAN DISKUSI
- Apa saja tantangan yang biasa dihadapi oleh orang Kristen dalam berfungsi menjadi garam dan terang pada dunia saat ini?
- Apa saja yang bisa Anda lakukan untuk berfungsi sebagai garam dan terang dalam lingkungan keseharian Anda?
REFERENSI
13 ”Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. 15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. 16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” (Mat. 5:13-18)
Dan tiap-tiap persembahanmu yang berupa korban sajian haruslah kaububuhi garam, janganlah kaulalaikan garam perjanjian Allahmu dari korban sajianmu; beserta segala persembahanmu haruslah kaupersembahkan garam. (Im. 2:13)
20 Jawabnya: ”Ambillah sebuah pinggan baru bagiku dan taruhlah garam ke dalamnya.” Maka mereka membawa pinggan itu kepadanya. 21 Kemudian pergilah ia ke mata air mereka dan melemparkan garam itu ke dalamnya serta berkata: ”Beginilah firman TUHAN: Telah Kusehatkan air ini, maka tidak akan terjadi lagi olehnya kematian atau keguguran bayi.” 22 Demikianlah air itu menjadi sehat sampai hari ini sesuai dengan firman yang telah disampaikan Elisa. (2Raj. 2:20-22)
6 Dapatkah makanan tawar dimakan tanpa garam
atau apakah putih telur ada rasanya?
7 Aku tidak sudi menjamahnya,
semuanya itu makanan yang memualkan bagiku. (Ayb. 6:6-7)
Garam memang baik, tetapi jika garam juga menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? (Luk. 14:34)
Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang. (Kol. 4:6)