Soliditas Pembangun Solidaritas (Mrk. 2:1-12)

Ibadah Umum I, 6 Oktober 2024. Oleh: Ev. Nicholas Kurniawan.

Ketika menciptakan bumi dan seisinya, Tuhan selalu berfirman “Sunguh baik.” Namun ketika melihat manusia pertama tinggal sendirian, Tuhan berfirman “Tidak baik….” Tuhan pun menciptakan seorang penolong. Jadi, kita diciptakan bukan untuk hidup sendirian. Seperti halnya Bapa, Putra, dan Roh Kudus yang berkolaborasi dalam menyelamatkan manusia, kita pun harus bekerja sama dengan orang lain.

Iman Kristen bukanlah iman yang individual, tetapi relasional. Inilah yang terlihat dalam kisah ini. Ada orang-orang yang berusaha keras, sampai membuka atap rumah dan menurunkan tilam, untuk membawa orang lumpuh itu kepada Yesus. Kita dapat memandang ‘tilam’ tersebut sebagai sesuatu yang bisa kita gunakan untuk membawa orang lain kepada Yesus.

Sebagai seorang Kristen, kita tidak boleh berhenti hanya pada penilaian atau penghakiman. Tetapi, mengantarkan orang lain supaya hidupnya diubahkan oleh Yesus.

Apa yang dilakukan orang-orang yang mengusung orang lumpuh itu merupakan contoh dari iman yang kolektif (Flp. 2:2). Selain kolektif, iman tersebut juga holistik. Tidak hanya disembuhkan kelumpuhannya, orang tersebut juga disembuhkan dari dosa. Kemudian, pelayanan itu juga konstruktif, membangun.

Marilah kita bangun pelayanan di gereja kita seperti yang diajarkan dalam kisah ini. Amin.

REFLEKSI

Keamanan dari sebuah gedung ditentukan oleh seberapa solid fondasinya  (H.D.M. Spence)

PERTANYAAN DISKUSI

  1. Apa saja yang bisa dilakukan dalam pelayanan di gereja Anda supaya bersifat lebih kolektif, holistik, dan konstruktif?
  2. Pikirkanlah seseorang di sekitar kehidupan Anda yang belum mengenal Kristus. Bagaimana Anda bisa membawa mereka kepada Yesus?

REFERENSI

1 Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. 2 Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintu pun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka, 3 ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. 4 Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. 5 Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: ”Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!” 6 Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: 7 ”Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?” 8 Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: ”Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? 9 Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan? 10 Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa”—berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu—: 11 ”Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!” 12 Dan orang itu pun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: ”Yang begini belum pernah kita lihat.” (Mrk. 2:1-12)

karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, (Flp. 2:2)

About the author

Leave a Reply