Ibadah Minggu, 23 Mei 2021 (Pagi)
Oleh Benjamin Frans (GBT Immanuel, Jakarta)
Hidup manusia senantiasa penuh dengan ujian dan pencobaan. Tuhan tidak pernah berjanji untuk menghindarkannya dari hidup kita. Justru melaluinya, kita dapat mengetahui kualitas iman kita sebagai umat Tuhan yang tahan uji. Bagaimana membedakan antara ujian dengan pencobaan?
Ujian datangnya dari Tuhan yang memiliki tujuan untuk mengetahui sejauh mana iman kita kepada Dia. Ujian akan mendewasakan dan memurnikan iman kita. Sementara itu, pencobaan datangnya dari Iblis yang memiliki tujuan untuk menghancurkan iman orang percaya. Orang yang gagal melewati pencobaan akan terpisah dengan kasih dari Allah Bapa.
Tidak ada satu pun yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah (Rm. 8:35-39). Di dalam setiap ujian dan pencobaan, Tuhan akan memberikan kekuatan pada kita dan Dia sanggup melepaskan kita dan memberikan kemenangan. Setelahnya, kualitas iman kita akan terus naik. Jadi, kualitas iman kita bukan tercermin dari banyaknya ibadah atau pelayanan yang kita lakukan. Tetapi, tercermin dari seberapa jauh hubungan kita dengan Tuhan.
Kualitas iman kita akan nampak dalam kehidupan sehari-hari: 1) Mampu menjaga hati dan pikiran sehingga hidupnya tidak dikuasai oleh kekhawatiran (Ams. 4:23; Yak. 1:6). Artinya, tetap tenang walaupun keadaan sekitarnya sangat berkebalikan dengan apa yang dia percayai. 2) Mampu mengendalikan perkataan yang keluar dari lidahnya sehari-hari (Ams. 13:2-3; Ams. 18:21; Ef. 4:29; Mat. 13:26). Artinya, tidak mengeluarkan perkataan-perkataan yang negatif dan berakibat fatal bagi dirinya maupun orang lain; 3) Memperlakukan orang lain dengan adil, penuh kasih, dan tidak memandang muka (Yak. 2:8-10). Artinya, kita harus menjaga perilaku dalam hidup sehari-hari. Kita juga harus rendah hati menerima semua proses dari Allah tanpa bersungut-sungut (Mi. 6:8; Yak. 4:6, 10; Luk. 12:48b). Ucapkanlah syukur dalam segala hal. Amin.
REFLEKSI
Iman yang sejati adalah kelemahan seseorang namun disandarkan pada kekuatan Allah (Dwight L. Moody)
PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN
- Apa langkah yang dapat kita lakukan untuk membedakan ujian/pencobaan yang sedang kita alami itu berasal dari Tuhan atau dari Iblis?
- Apakah ujian/pencobaan selalu menghasilkan pertumbuhan iman? Mengapa?
AYAT ALKITAB TERKAIT
35 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? 36 Seperti ada tertulis: “Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan.” 37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. 38 Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, 39 atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. (Rm. 8:35-39)
Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. (Ams. 4:23)
Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. (Yak. 1:6)
2 Dari buah mulutnya seseorang akan makan yang baik, tetapi nafsu seorang pengkhianat ialah melakukan kelaliman. 3 Siapa menjaga mulutnya, memelihara nyawanya, siapa yang lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan. (Ams. 13:2-3)
Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya. (Ams. 18:21)
Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia. (Ef. 4:29)
Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. (Mat. 13:26)
8 Akan tetapi, jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri,” kamu berbuat baik. 9 Tetapi, jikalau kamu memandang muka, kamu berbuat dosa, dan oleh hukum itu menjadi nyata, bahwa kamu melakukan pelanggaran. 10 Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya. (Yak. 2:8-10)
“Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?” (Mi. 6:8)
Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.” (Yak. 4:6)
Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu. (Yak. 4:10)
Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut. (Luk. 12:48b)