Ringkasan khotbah Ibadah Minggu, 22 November 2020 (pagi) oleh Pdt. Sylvia Soeherman (STT SAAT)

Di dalam masyarakat, sering terjadi bahwa seseorang diperlakukan secara berbeda menurut kelas sosialnya. Misalnya, kalangan orang kaya tidak mau bercampur dengan kalangan orang biasa. Bagaimana Alkitab memerintahkan kita untuk memperlakukan orang dalam rangka menjangkaunya demi Kristus?

Setelah dipanggil oleh Tuhan Yesus, Matius (Lewi) mengundang banyak orang untuk datang ke perjamuan di rumahnya. Di antara mereka, terdapat pula para pemungut cukai dan sebagian orang yang dicap sebagai “orang-orang berdosa” (perhatikan perbedaan frasa yang digunakan dalam ayat 29 dan 30) oleh orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Siapakah “orang-orang berdosa” itu? Kemungkinan besar, mereka adalah orang-orang yang dianggap tidak mematuhi standar orang-orang Farisi.

Di dalam hidup sehari-hari, kita mungkin pernah merendahkan orang lain seperti ini. Ada orang-orang yang kita anggap tidak layak untuk menerima belas kasihan Tuhan. Tetapi berlawanan dengan pemikiran seperti ini, Tuhan Yesus justru datang “bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat” (ay. 32). Artinya, dari sudut pandang Allah, semua orang adalah termasuk orang berdosa (Rm. 3:9-12). Baik kita maupun orang yang kita anggap jahat, sama-sama orang berdosa.

Mari kita renungkan, siapakah diri kita di hadapan Allah? Orang lain mungkin tampak jelas dosanya. Tetapi, kita pun sebenarnya memiliki dosa yang sama-sama buruk, walaupun tidak tampak. Ingat, kita menerima keselamatan hanya karena kasih karunia Kristus, bukan karena kebaikan kita. Dengan begitu, kita akan memiliki hati seperti Kristus untuk menjangkau semua orang.

REFLEKSI

Kasih karunia tidak bergantung pada apa yang kita lakukan bagi Allah, tetapi apa yang Allah lakukan bagi kita (Philip Yancey)

PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN

  1. Adakah orang atau golongan orang di sekitar kita yang tidak kita sukai? Mintalah kekuatan dari Roh Kudus untuk dapat mengasihi mereka dalam tindakan nyata!
  2. Periksa lagi dosa-dosa yang selama ini Anda anggap kecil, atau Anda sembunyikan. Bertobatlah dan alami sukacita yang sejati dari Tuhan.

AYAT ALKITAB TERKAIT

27 Kemudian, ketika Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: “Ikutlah Aku!” 28 Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. 29 Dan Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia. 30 Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: “Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” 31 Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; 32 Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.” (Luk. 5:27-32)

9 Jadi bagaimana? Adakah kita mempunyai kelebihan dari pada orang lain? Sama sekali tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa, 10 seperti ada tertulis: “Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. 11 Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. 12 Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak. (Rm. 3:9-12)

About the author

1 Response

Leave a Reply