Ibadah Umum II, 8 Mei 2022 (Hari Ibu Internasional)

Oleh: Pdt. Dina Elizabeth Latumahina

Maria Magdalena adalah seorang wanita pengikut Yesus yang kemungkinan besar berasal dari kota Magdala. Dia mengikut Tuhan setelah tujuh roh jahat diusir oleh-Nya. Ketika murid-murid Tuhan Yesus melarikan diri ketika Dia disalib, Maria Magdalena justru ada di sekitar salib.

“Aku telah melihat Tuhan!” (ay. 18). Kata melihat berasal dari bahasa Yunani yang bisa diartikan sebagai “melihat, memperhatikan, atau mengalami baik secara fisik maupun rohani.” Ada tiga hal yang bisa kita pelajari dari kalimatnya ini.

Pertama, Maria Magdalena telah mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan Yesus. Dia dulunya hidup dalam kuasa kegelapan, namun kemudian hidup dalam kemerdekaan. Dia sangat mengasihi Tuhan di atas segala-galanya. Dia ibarat seorang bayi yang terus ingin mendekat pada orang tuanya (1Ptr. 2:2).

Kedua, Maria Magdalena mengerti siapa Tuhan Yesus yang sesungguhnya. Ketika melihat Tuhan Yesus, dia menyebut-Nya sebagai Rabuni, gelar tertinggi bagi seorang guru dalam tradisi Yahudi (ay. 16). Hal ini berbeda dengan apa yang Maria Magdalena tampakkan sebelumnya, yang masih berpikir bahwa seseorang mencuri mayat Tuhan Yesus. Peralihan dari panggilan Tuhan Yesus kepada Maria (dari Ibu, ayat 15, menjadi Maria, ayat 16) juga menyadarkan relasi pribadi Maria Magdalena dengan-Nya.

Ketiga, Maria Magdalena adalah orang pertama yang dijumpai Tuhan Yesus setelah kebangkitan-Nya. Hatinya sangat dekat dengan Tuhan Yesus. Salah satu buktinya, ketika melihat kubur kosong, Petrus dan murid-murid lainnya pulang (baca ayat-ayat sebelumnya), sementara Maria Magdalena terus ada di kubur. Melalui Maria Magdalena, berita kebangkitan Than Yesus tersebar dengan cepat.

Apakah kita telah berjumpa dengan Tuhan Yesus secara pribadi? Apakah kita terus memiliki kerinduan untuk bertemu dengan-Nya? Apakah perjumpaan itu juga telah mengubah hidup kita? Apakah kita sudah menjadi saksi yang hidup bagi kebangkitan Kristus? Marilah kita terus merenungkan pertanyaan-pertanyaan ini dalam hidup kita. Amin.

REFLEKSI

Suara Kristus tidak akan menjadikan kita sebagai seorang murid yang takut-takut, melainkan sebagai saksi yang luar biasa (Charles Stanley)

PERTANYAAN DISKUSI

  1. Apa yang akan terjadi dalam hidup seorang percaya ketika imannya  tidak bertumbuh?
  2. Apa yang bisa Anda lakukan secara pribadi untuk menjadi saksi yang hidup bagi kebangkitan Kristus?

REFERENSI AYAT ALKITAB

11 Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, 12 dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. 13 Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: ”Ibu, mengapa engkau menangis?” Jawab Maria kepada mereka: ”Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan.” 14 Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. 15 Kata Yesus kepadanya: ”Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?” Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: ”Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya.” 16 Kata Yesus kepadanya: ”Maria!” Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: ”Rabuni!”, artinya Guru. 17 Kata Yesus kepadanya: ”Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.” 18 Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: ”Aku telah melihat Tuhan!” dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya. (Yoh. 20:11-18)

Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan, (1Ptr. 2:2)

About the author

Leave a Reply