Kasih Setia Tuhan Tidak Pernah Habis: Bagian II (Rat. 3:22-24)

Ibadah Umum II, 28 Januari 2024. Oleh: Pdt. Nyoman Widiantara.

(Lih. ringkasan khotbah Ibadah Umum I untuk dua poin pertama). Kata ‘bagianku’ (ay. 24) dapat berarti tanah pusaka (Bil. 26:53), warisan (Ams. 17:2), atau juga merujuk pada benda (mis., diri Tuhan dalam Luk. 10:42). Jadi, melalui kalimat ini Yeremia sedang menyatakan kerinduannya pada Tuhan karena ditolak oleh bangsanya walaupun dia telah berkhotbah selama 47 tahun. Yeremia memerlukan berkat Tuhan, tetapi terlebih lagi dia membutuhkan diri Tuhan sendiri.

Yeremia mengalami berbagai macam kesengsaraan dalam melayani Tuhan. Namun karena fokus pada Tuhan, maka dia dapat memandang dengan cara Tuhan dan dapat tetap teguh bertahan. Di tengah keadaan seperti itu, dia tetap dapat berharap kepada Tuhan.

Jadi, seburuk apapun situasi yang terjadi pada kita, ingatlah bahwa ini bukan yang terburuk. Tetap ada kebaikan dan rahmat Tuhan bagi kita. Sesulit apapun, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Jadikanlah Tuhan, yang memperkenalkan diri di dalam Yesus, sebagai bagian dari kehidupan kita. Amin.

REFLEKSI

Dalam kesetiaan Tuhan terletak keamanan yang kekal (Corrie ten Boom)

PERTANYAAN DISKUSI

  1. Apa tanda-tandanya bahwa seseorang merasakan kenikmatan melekat pada Tuhan lebih dari kenikmatan mendapatkan berkat Tuhan?
  2. Jika kasih setia Tuhan tidak akan pudar, bagaimana dampaknya dalam cara kita hidup dan melayani-Nya?

REFERENSI

22      Tak berkesudahan kasih setia TUHAN,

tak habis-habisnya rahmat-Nya,

23      selalu baru tiap pagi;

besar kesetiaan-Mu!

24      ”TUHAN adalah bagianku,” kata jiwaku,

oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya.

(Rat. 13:22-24)

Kepada suku-suku itulah harus dibagikan tanah itu menjadi milik pusaka menurut nama-nama yang dicatat; (Bil. 26:53)

Budak yang berakal budi akan berkuasa atas anak yang membuat malu, dan akan mendapat bagian warisan bersama-sama dengan saudara-saudara anak itu. (Ams. 17:2)

tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya. (Luk. 10:42)

About the author

Leave a Reply