Libatkan Tuhan dalam Setiap Perencanaan (Yak. 4:13-17)

Ibadah Umum II, 27 Februari 2022

Oleh: Pdt. Eddy Tendean

Seseorang yang merasa mampu cenderung tidak melibatkan Tuhan dalam merencanakan sesuatu. Sebaliknya, orang yang merasa tidak memiliki kemampuan cenderung melibatkan Tuhan. Kita dapat melihat dari apa yang dilakukan Abraham dan Lot dalam memilih tempat tinggal (Kej. 13:1-18). Abraham membuat perencanaan dengan iman dan melibatkan Tuhan. Sementara itu, Lot hanya merencanakannya dengan pandangan mata dan pikiran manusiawi. Akibatnya, Abraham mendapat berkat Tuhan sedangkan kehidupan Lot hancur. Bagaimana supaya hidup kita berarti?

Pertama, libatkan dan utamakan Tuhan dalam setiap perencanaan dan pilihan (Mat. 6:33-34). Setiap memulai hari untuk bekerja, mendapat pekerjaan baru, memilih pasangan, dan sebagainya, carilah Tuhan dan libatkan Dia. Ingat, ketika kita mulai bersandar pada diri sendiri, ke

Kedua, seratus persen percaya pada Tuhan dalam setiap perencanaan (Yer. 29:11). Ketika kita baru merencanakan, Tuhan sudah terlebih dulu merancangkan sesuatu yang terbaik bagi kita.

Ketiga, serahkan sepenuhnya pada Tuhan (1Ptr. 5:17). Pekerjaan, istri, harta, serahkanlah sepenuhnya pada Tuhan.

Keempat, berjalanlah bersama Tuhan dengan Tuhan di depan kita. Kita harus takut akan Tuhan dan hidup berkenan pada Tuhan. Dia tahu persis semua yang ada dalam hidup kita. Biarlah kehendak Tuhan yang terjadi dalam hidup kita. Amin.

REFLEKSI

Saya memiliki kepercayaan penuh bahwa Tuhan dapat mengatasi setiap keadaan dan memberi jawaban atas segala pertanyaan. Dia memiliki seluruh sumber daya di alam semesta ini yang dapat menolong kita untuk melewati segala krisis (Charles Stanley)

PERTANYAAN DISKUSI

  1. Mengapa ada orang-orang yang tidak percaya Tuhan perencanaannya lebih berhasil dibanding orang yang melibatkan Tuhan?
  2. Apa yang harus kita lakukan ketika kita sudah melibatkan Tuhan namun yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang kita rencanakan semula?

REFERENSI AYAT ALKITAB

13 Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: “Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung,” 14 sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. 15 Sebenarnya kamu harus berkata: “Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.” 16 Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah. 17 Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa. (Yak. 4:13-17)

33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. 34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” (Mat. 6:33-34)

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. (Yer. 29:11)

Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. (1Ptr. 5:7)

About the author

Leave a Reply