Ibadah Umum II, 27 Agustus 2023. Oleh: Pdt. Daniel Tanusaputra.
Dalam perumpamaan ini, diceritakan ada seorang bendahara yang tidak jujur (ay. 1). Ketika dipecat dia berpikir, “Apakah yang harus aku perbuat?” (perhatikan bahwa frasa ini mirip dengan tanggapan orang-orang setelah mendengar khotbah Petrus dalam Kis. 2:37). Bendahara tersebut kemudian melakukan kebaikan pada orang-orang yang berutang pada tuannya dengan harapan mereka akan membalas budi ketika dia tidak bekerja lagi. Akhirnya, bendahara tersebut justru mendapat pujian karena melakukan hal yang cerdik (ay. 8).
Perumpamaan ini unik karena menggunakan gambaran yang negatif untuk mengajarkan hal yang baik. Intinya, bendahara tersebut mempersiapkan masa depannya dengan baik. Kita juga hendaknya merenungkan tanggung jawab kita yang utama, baik dalam hidup keseharian, kepada sesama, maupun kepada Allah yang hidup (Yoh. 14:15).
Seperti halnya bendahara yang cerdik dalam menggunakan posisinya itu (ay. 9), maka Tuhan pun ingin kita memanfaatkan dengan benar hal-hal duniawi yang Dia percayakan pada kita. Nilailah keadaan diri kita, akuilah kesalahan kita, dan ambillah keputusan yang tepat (bnd. ay. 4a) karena semuanya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan (1Tim. 6:17-19).
Marilah kita mengikut Tuhan dengan setia. Ini membutuhkan rasa tanggung jawab, pengambilan keputusan dengan benar, serta tujuan yang jelas. Jangan sampai hidup dijalani begitu saja. Amin.
REFLEKSI
Orang yang rela kehilangan apa yang tidak dapat dia genggam demi mendapatkan apa yang tidak dapat hilang darinya bukanlah orang yang bodoh (Jim Elliot)
PERTANYAAN DISKUSI
- Bagaimana pandangan dunia terhadap harta duniawi dan apa bedanya jika kita menerapkan khotbah ini?
- Apakah ada hal-hal di sekitar diri Anda yang belum dimanfaatkan secara tepat dan maksimal? Ambillah komitmen untuk memanfaatkannya lebih lagi.
REFERENSI
1 Dan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: ”Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya. 2 Lalu ia memanggil bendahara itu dan berkata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara. 3 Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu. 4 Aku tahu apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka. 5 Lalu ia memanggil seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya. Katanya kepada yang pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku? 6 Jawab orang itu: Seratus tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, duduklah dan buat surat hutang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan. 7 Kemudian ia berkata kepada yang kedua: Dan berapakah hutangmu? Jawab orang itu: Seratus pikul gandum. Katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, buatlah surat hutang lain: Delapan puluh pikul. 8 Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.
9 Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi.”
10 ”Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. 11 Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya? 12 Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu?
13 Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”
14 Semuanya itu didengar oleh orang-orang Farisi, hamba-hamba uang itu, dan mereka mencemoohkan Dia. 15 Lalu Ia berkata kepada mereka: ”Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah. (Luk. 16:1-15)
Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: “Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?” (Kis. 2:37)
Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.(Yoh. 14:15)
17 Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati. 18 Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi 19 dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya. (1Tim. 6:17-19)