Minggu Adventus II: Yesus Menulis Dengan Jari-Nya di Tanah (Yoh. 7:53-8:11)

Ibadah Minggu, 5 Desember 2020 (Pagi)

Oleh Pdm. Jusak Gandawidjaja (GBT Kristus Pelepas Malang)

Dalam kisah ini, terdapat tiga kelompok yang bertikai. Pertama, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Mereka sengaja mencobai Yesus untuk menyalahkan-Nya. Apa buktinya? Mereka membawa masalah kepada Yesus padahal bisa diselesaikan sendiri karena ada bukti dan saksi. Kemudian, mereka juga tidak membawa pasangan yang berzinah.

Yesus menghadapi dilema di sini. Jika mencegah perempuan itu untuk dilempari batu, maka orang-orang akan mempersalahkan-Nya karena tidak menuruti hukum Taurat. Namun jika tidak mencegahnya, maka Dia akan terlihat sebagai orang yang tidak mau mengampuni kesalahan. Selain itu, menurut hukum Romawi, orang-orang Yahudi juga tidak diperbolehkan melaksanakan hukuman mati (Yoh. 8:31). Dengan mencobai Yesus, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu sebenarnya sedang melanggar Ul. 5:6, 16.

Sebagai respons atas situasi tersebut, Yesus berkata: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah (ay. 7-8). Orang-orang berdosa di situ tidak mau mendekat pada Yesus tetapi malah undur (seperti tertulis dalam Yer. 17:13 TL).

Kedua, “Perempuan Itu.” Ketika tertangkap, dia pasti merasa malu dan cemas. Tetapi setelah orang-orang undur, Yesus kemudian berhenti menulis di tanah dan berdiri (ay. 10). Yesus berkata bahwa Dia tidak menghukumnya (ay. 11). Ini membuat hati perempuan itu lega dan merasa telah selamat.

Ketiga, Yesus. Dia mau mengampuni orang-orang berdosa, seperti perempuan itu. Ketika kita menyadari dosa-dosa kita, jangan undur tetapi mendekatlah pada Yesus. Ada pengampunan dan damai sejahtera di dalam-Nya (Yoh. 14:27). Amin.

REFLEKSI

Menjauhlah dari Iblis, yang selalu membuat kita merasa tertuduh atas dosa-dosa kita. Tetapi mendekatlah pada Tuhan, yang selalu menawarkan pengampunan.

PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN

  1. Bagaimana seharusnya sikap kita dalam menghadapi kesalahan orang lain?
  2. Bagaimana pemahaman bahwa kita telah diampuni Tuhan bisa membentuk kasih kita kepada Tuhan dan juga kepada sesama? Berikan contoh nyatanya.

AYAT ALKITAB TERKAIT

53 Lalu mereka pulang, masing-masing ke rumahnya, 1 tetapi Yesus pergi ke bukit Zaitun. 2 Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka. 3 Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. 4 Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: “Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. 5 Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?” 6 Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. 7 Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” 8 Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. 9 Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. 10 Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” 11 Jawabnya: “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus: “Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” (Yoh. 7:53-8:11)

Kata Pilatus kepada mereka: “Ambillah Dia dan hakimilah Dia menurut hukum Tauratmu.” Kata orang-orang Yahudi itu: “Kami tidak diperbolehkan membunuh seseorang.” (Yoh. 8:31)

Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. (Ul. 5:6)

Janganlah kamu mencobai TUHAN, Allahmu, seperti kamu mencobai Dia di Masa. (Ul. 5:16)

Bahwa Tuhan itulah pengharapan orang Israel! Segala orang yang meninggalkan Dikau itu kelak akan dipermalukan! Barangsiapa yang undur dari pada-Ku itu tersuratlah namanya dalam tanah, karena mereka itu sudah meninggalkan mata air hidup, yaitu Tuhan. (Yer. 17:13 TL)

Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. (Yoh. 14:27)

About the author

Leave a Reply