Pribadi yang Bertekun dalam Iman (Ibr. 11:8)

Ibadah Minggu, 17 Januari 2021 (Pagi)

Oleh Pdt. Obeth Musabani (GBT Banyumas)

Semua agama mengajarkan ketaatan. Namun ketaatan seperti apa dan kepada siapa sehingga bisa disebut bertekun dalam iman? Abaham (arti: bapa bagi banyak orang; Rm. 4:17) disebut sebagai “Bapa Orang Beriman”. Hal ini disebabkan oleh kesetiaan Abraham berjalan dalam iman.

Ada dua alasan sehingga Abraham disebut sebagai Bapa Orang Beriman. Pertama, Abraham taat kepada firman Tuhan walaupun segalanya serba belum jelas (Ibr. 11:8). Abraham dipanggil Tuhan untuk menjadi bangsa yang besar. Dalam Kej. 12:1-3, dia menerima berkat secara jasmani dan rohani, termasuk diberkati secara teritorial (berupa tanah).

Ketika pertama kali menerima janji Tuhan, iman Abraham masih kuat. Setelah berjalannya waktu, muncul tantangan untuk tetap memercayai janji itu. Tetapi iman Abraham tidak goyah (Rm. 4:19-20).

Kita tentu sering mendengar firman Tuhan. Tetapi, seberapa banyak kita memercayainya dan melakukannya dalam kehidupan kita? Itulah yang menjadikan kita sebagai pribadi yang bertekun dalam iman.

Kedua, Abraham taat ketika diminta mengurbankan Ishak (Kej. 22:1-3). Abraham percaya bahwa dia akan memiliki keturunan yang sangat banyak (Kej. 15:5). Namun kepercayaannya diuji ketika Allah memerintahkannya untuk memeprsembahkan anak satu-satunya sebagai kurban bakaran. Walaupun permintaan itu tidak masuk akal dan sangat sulit untuk dilakukan, Abraham tetap taat. Akhirnya, Tuhan memberikan kurban pengganti berupa seekor anak domba.

Jadi pribadi yang bertekun dalam iman adalah: 1) pribadi yang tidak hanya memercayai, namun melakukan firman; 2) pribadi yang tetap memercayai janji Tuhan, sesulit apapun keadaannya. Amin.

REFLEKSI

Ketika kita sulit memercayai janji Tuhan, pelajarilah apa yang terjadi pada orang-orang yang bertekun dalam iman di dalam Alkitab. Niscaya, kita akan mendapat kekuatan darinya.

PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN

  1. Apa saja tantangan yang bisa dihadapi oleh orang-orang percaya pada masa kini untuk bertekun dalam iman?
  2. Apa langkah-langkah praktis yang dapat kita lakukan supaya tetap bertekun dalam iman di tengah masa yang tidak mudah ini?

AYAT ALKITAB TERKAIT

Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui. (Ibr. 11:8)

seperti ada tertulis: “Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa”  —  di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada. (Rm. 4:17)

1 Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: “Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; 2 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. 3 Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.” (Kej. 12:1-3)

19 Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. 20 Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, (Rm. 4:19-20)

1 Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: “Abraham,” lalu sahutnya: “Ya, Tuhan.” 2 Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” 3 Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. (Kej. 22:1-3)

Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: “Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya.” Maka firman-Nya kepadanya: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” (Kej. 15:5)

About the author

Leave a Reply