Tidakkah Kamu Tahu? Tidakkah Kamu Dengar? (Yes. 40:21-31)

Ibadah Minggu, 7 Februari 2021 (Sore)

Oleh Pdt. Vivian Soesilo (GBT Kristus Pelepas)

Pada zaman Yesaya, bangsa Israel mengalami kehidupan yang berat karena dibuang ke Babel. Pada saat itu banyak orang bertanya, “Di manakah Engkau, Tuhan?” Di antara mereka banyak yang kemudian menyembah berhala-berhala di Babel. Mereka merasa tidak ada pengharapan lagi. Ketika kembali ke Yerusalem, keadaannya juga tidak baik. Bait Allah dihancurkan. Bahkan, orang-orang harus membuang undi untuk dapat kembali ke Yerusalem (Neh. 11:1-2).

Terdapat beberapa pertanyaan di bagian ini. Pertama, “Tidakkah kamu tahu? Tidakkah kamu dengar? Tidakkah diberitahukan kepadamu dari mulanya? Tidakkah kamu mengerti dari sejak dasar bumi diletakkan?” (ay. 21 TB). Ini adalah pertanyaan retoris yang mengingatkan bangsa Israel kepada kebesaran Allah yang menciptakan alam semesta. Tuhan bisa membuat manusia, seberapapun tinggi pangkatnya, tidak berdaya (ay. 22-23). Tuhan tidak bisa dibandingkan dengan ilah-ilah (ay. 25). Ketika kita berada dalam kesulitan, ingatlah bahwa Allah Sang Pencipta itu mengenal kita (ay. 24, 26; 43:1). Percayalah pada Tuhan yang memperhatikan umat-Nya.

Jika kita melihat Tuhan melalui kacamata iman, maka pandangan kita dapat berubah. Permasalahan akan terlihat lebih kecil dan lebih dapat diatasi. Di tengah berbagai ketidakpastian, ada satu yang mengasihi kita, yaitu Tuhan. Dia adalah Allah yang kekal, walaupun semua yang ada di dunia akan lenyap (Yes. 40:7-8).

Bagaimana Anda hidup jika mengetahui bahwa Allah yang Mahakuasa itu mengenal Anda? Setiap hari sepanjang tahun adalah masa yang baru dan penuh pengharapan. Tuhan memberi kekuatan pada orang-orang yang bersandar kepada-Nya (ay. 29) dan kita akan dibuat “terbang tinggi” bersama-Nya. Amin.

REFLEKSI

Jangan pernah takut untuk memercayakan masa depan yang tidak dikenal kepada Allah yang dikenal (Corrie Ten Boom)

PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN

  1. Menurut pendapat Anda, mengapa bangsa Israel bisa tidak memercayai Tuhan padahal nenek moyang mereka telah melihat sendiri keajaiban-keajaiban Tuhan? Relasikan dengan situasi pada masa kini.
  2. Bagaimana kita dapat menguji bahwa usaha-usaha praktis yang sedang kita lakukan untuk mengatasi masalah kita itu selaras dengan konsep menyandarkan diri pada Tuhan?

 

About the author

Leave a Reply