Ibadah Umum II, 2 Juli 2023. Oleh: Pdt. Hari Soegianto.

Tuhan menciptakan manusia dengan luar biasa. Jika demikian, Tuhan pasti memiliki rencana dalam setiap diri manusia. Tuhan ingin kita menyadari bahwa kita bukanlah “barang murahan” dan kita boleh hidup sesuai dengan rencana-Nya.

Namun sering kali manusia merasa dirinya tidak berarti apa-apa. Itulah sebabnya, banyak orang yang berusaha memperoleh sesuatu untuk memperoleh kepuasan. Sayangnya, kepuasan tidak kunjung dicapai. Mengapa? Kepuasan sejati hanya terjadi jika manusia memiliki relasi dengan Tuhan.

Perempuan Samaria di dalam kisah ini dipandang rendah oleh sesamanya. Sebagai perempuan, apalagi berasal dari ras “campuran” antara bangsa Yahudi dengan yang lain, menjadikan dia diremehkan. Apalagi, dia dikenal berganti-ganti suami. Itulah sebabnya, dia datang ke sumur pada tengah hari supaya tidak bertemu banyak orang.

Di tengah pencariannya tentang kepuasan hidup, perempuan itu dihadapkan dengan pribadi Allah sendiri, sumber kasih yang tak terbatas (ay. 14). Perjumpaan dengan Air Hidup adalah kebutuhan utama manusia (Yoh. 7:37-39). Kita tidak perlu mencari kepuasan karena Kristus cukup bagi kita dan Dia memberikan hidup yang berkelimpahan (Yoh. 10:10). Seperti inilah yang terjadi dalam diri perempuan itu. Setelah bertemu dengan Tuhan Yesus, hidupnya dipulihkan. Kepuasan di dalam dosa dia lepaskan dan rencana Allah dikerjakan dalam kehidupannya (Yoh. 4:28). Amin.

REFLEKSI

Ketika Kristus menjadi pusat kita, kepuasan akan menggantikan kecemasan, kekhawatiran, dan ketidakpastian (Chuck Swindoll)

PERTANYAAN DISKUSI

  1. Kepuasan apakah yang biasa ditawarkan ataupun dicari dalam dunia masa sekarang ini?
  2. Bagaimana caranya supaya Anda dapat merasakan kepuasan di dalam Tuhan di tengah panggilan hidup saat ini?

REFERENSI

7  Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: “Berilah Aku minum.” 8  Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan. 9  Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: “Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?” (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.) 10  Jawab Yesus kepadanya: “Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.” 11  Kata perempuan itu kepada-Nya: “Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? 12  Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?” 13  Jawab Yesus kepadanya: “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, 14  tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.” 15  Kata perempuan itu kepada-Nya: “Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air.” (Yoh. 4:7-15)

Kemudian, perempuan itu meninggalkan kendi airnya dan pergi ke kota serta berkata kepada orang-orang di sana, (Yoh. 4:28)

37 Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! 38  Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” 39  Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan. (Yoh. 7:37-39)

Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. (Yoh. 10:10)

About the author

Leave a Reply