Kasih Setia Tuhan Hebat atas Kita (Mzm. 117:1-2): Bagian Kedua

Ibadah Minggu, 18 Juli 2021 (Sore)

Oleh Ev. Melinda Loe

Pada bagian pertama, kita telah belajar bahwa TUHAN adalah nama yang unik yang menyatakan bahwa Dia adalah Tuhan kita dan kita adalah umat-Nya. Pemazmur mengajak bangsa Israel untuk memegahkan Tuhan karena kasih setia-Nya. Kata kasih (Ibr. hesed) yang digunakan di sini menyatakan kasih yang nyata dan kualitasnya sangat baik. Tidak seperti manusia yang bisa berubah, Tuhan tidak pernah mengingkari janji-Nya.

Kesetiaan Tuhan tidak berubah bagaimanapun keadaan kita dan sikap kita kepada-Nya. Kasih yang seperti ini sungguh luar biasa. Dia juga membuktikan kasih-Nya yang terbesar ketika menyerahkan Anak-Nya yang tunggal demi menebus dosa-dosa kita.

Namun demikian, mengapa kita sering tidak bisa melihat kasih setia Allah? Dalam salah satu bukunya, Rick Warren menyebutkan ada lima penggerak dalam kehidupan seseorang yang tidak membangun: 1) rasa bersalah (hidup dikuasai kekalahan dan bukannya kemenangan dari Tuhan); 2) kebencian atau kepahitan (menjadi pribadi yang tidak menyenangkan); 3) rasa takut (selalu memilih hal yang aman saja); 4) materialisme; 5) kebutuhan akan pengakuan. Semuanya menggerakkan hidup kita, namun tidak menjadikan kita lebih dekat pada Tuhan. Dampaknya, kita tidak mampu melihat kasih Tuhan.

Berlawanan dengan hal-hal tersebut, bersyukur menjadikan kita lebih dekat dengan Tuhan. Dengan rasa syukur, kita akan dipenuhi dengan kenikmatan atas apa yang ada di dalam hidup kita. Rasa syukur itu menuntun kita untuk memiliki cara pandang yang berbeda terhadap kesulitan. Selain itu, kehidupan kita akan difokuskan pada memuliakan Tuhan (bukannya selalu khawatir dengan apa yang mungkin terjadi di masa depan).

Ingatlah bahwa hanya karena anugerah Tuhan, kita mampu menjalani hidup. Ada rencana-Nya dalam hidup kita. Pahamilah hal ini dan pujilah Tuhan. Amin.

REFLEKSI

Hanya dengan rasa syukur, hidup kita akan menjadi kaya (Dietrich Bonhoeffer)

PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN

  1. Introspeksilah diri Anda sejujur-jujurnya, apa yang menjadi penggerak dalam kehidupan Anda sekarang? Apakah itu membawa dampak positif?
  2. Apa menjadi ciri-ciri dari orang yang menjadikan kasih Allah sebagai penggerak hidup? Apa dampaknya?

AYAT ALKITAB TERKAIT

1 Pujilah TUHAN, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa! 2 Sebab kasih-Nya hebat atas kita, dan kesetiaan TUHAN untuk selama-lamanya. Haleluya! (Mzm. 117:1-2)

About the author

Leave a Reply