Ibadah Umum I, 23 Januari 2022

Oleh: Pdt. Markus Priyono

Mungkin kita pernah merasa Tuhan tidak memedulikan kehidupan kita. Kita berusaha meminta tolong kepada Tuhan, tetapi nampaknya Tuhan diam. Tetapi dalam bagian ini kita belajar bahwa Tuhan selalu memedulikan kita. Bahkan, Tuhan malah membuat kita menjadi penyalur berkat (baik bagi pekerjaan Tuhan maupun para pelayan Tuhan). Bagaimana caranya menjadi penyalur berkat?

Pertama, ada niat untuk memberi sesuatu pada Tuhan (ay. 8-9). Perempuan Sunem yang kaya ini memberi makan Elisa, seorang nabi yang sering berkunjung ke rumahnya. Tuhan memakai manusia untuk memberi bantuan kepada manusia. Apakah kita memiliki niat seperti ini?

Kedua, pemberian selayaknya selalu meningkat (ay. 10). Dari memberi makan pada ayat sebelumnya, perempuan Sunem ini kemudian menyediakan kamar dan perabotannya. Marilah kita juga selalu meningkatkan pemberian kita.

Ketiga, memberi tanpa diminta dan tanpa pamrih. Perempuan Sunem ini memiliki kepekaan untuk memberi, walaupun Elisa tidak memintanya. Dia juga tidak mengharapkan imbalan apa-apa. Kita tidak boleh mengharapkan imbalan ketika memberi, apalagi mengharap bahwa Tuhan harus mengembalikan berkali lipat.

Tuhan kemudian memberkati perempuan Sunem ini. Karena dia tidak punya anak dan suaminya sudah tua, Tuhan memberikan seorang anak laki-laki kepadanya (ay. 12-17). Selang beberapa tahun, anaknya itu mati. Tetapi, Tuhan menghidupkannya kembali (ay. 18-37). Selain itu, Tuhan juga memberkatinya secara ekonomi ketika datang masa kelaparan (2Raj. 8:1-2). Semua ini membuktikan bahwa Tuhan sangat memedulikan umat-Nya. Maukah kita menjadi penyalur berkat? Amin.

REFLEKSI

Tuhan memberikan sesuatu pada kita untuk dibagi, bukan untuk dipegang erat (Bunda Teresa)

PERTANYAAN RENUNGAN

  1. Jelaskan perbedaan cara pandang yang biasanya dimiliki oleh orang-orang yang tidak mengenal Tuhan dengan cara pandang yang diajarkan Alkitab mengenai harta milik. Anda setuju yang mana?
  2. Apa yang bisa Anda lakukan untuk menjadi penyalur berkat yang bertanggung jawab baik kepada gereja maupun pekerjaan Tuhan lainnya?

AYAT ALKITAB

8 Pada suatu hari Elisa pergi ke Sunem. Di sana tinggal seorang perempuan kaya yang mengundang dia makan. Dan seberapa kali ia dalam perjalanan, singgahlah ia ke sana untuk makan. 9 Berkatalah perempuan itu kepada suaminya: “Sesungguhnya aku sudah tahu bahwa orang yang selalu datang kepada kita itu adalah abdi Allah yang kudus. 10 Baiklah kita membuat sebuah kamar atas yang kecil yang berdinding batu, dan baiklah kita menaruh di sana baginya sebuah tempat tidur, sebuah meja, sebuah kursi dan sebuah kandil, maka apabila ia datang kepada kita, ia boleh masuk ke sana.” 11 Pada suatu hari datanglah ia ke sana, lalu masuklah ia ke kamar atas itu dan tidur di situ. (2Raj. 4:8-11)

12 Kemudian berkatalah ia kepada Gehazi, bujangnya: “Panggillah perempuan Sunem itu.” Lalu dipanggilnyalah perempuan itu dan dia berdiri di depan Gehazi. 13 Elisa telah berkata kepada Gehazi: “Cobalah katakan kepadanya: Sesungguhnya engkau telah sangat bersusah-susah seperti ini untuk kami. Apakah yang dapat kuperbuat bagimu? Adakah yang dapat kubicarakan tentang engkau kepada raja atau kepala tentara?” Jawab perempuan itu: “Aku ini tinggal di tengah-tengah kaumku!” 14 Kemudian berkatalah Elisa: “Apakah yang dapat kuperbuat baginya?” Jawab Gehazi: “Ah, ia tidak mempunyai anak, dan suaminya sudah tua.” 15 Lalu berkatalah Elisa: “Panggillah dia!” Dan sesudah dipanggilnya, berdirilah perempuan itu di pintu. 16 Berkatalah Elisa: “Pada waktu seperti ini juga, tahun depan, engkau ini akan menggendong seorang anak laki-laki.” Tetapi jawab perempuan itu: “Janganlah tuanku, ya abdi Allah, janganlah berdusta kepada hambamu ini!” 17 Mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan seorang anak laki-laki pada waktu seperti itu juga, pada tahun berikutnya, seperti yang dikatakan Elisa kepadanya. (2Raj. 4:12-17)

18 Setelah anak itu menjadi besar, pada suatu hari keluarlah ia mendapatkan ayahnya, di antara penyabit-penyabit gandum. 19 Tiba-tiba menjeritlah ia kepada ayahnya: “Aduh kepalaku, kepalaku!” Lalu kata ayahnya kepada seorang bujang: “Angkatlah dia dan bawa kepada ibunya!” 20 Diangkatnyalah dia, dibawanya pulang kepada ibunya. Duduklah dia di pangkuan ibunya sampai tengah hari, tetapi sesudah itu matilah dia. 21 Lalu naiklah perempuan itu, dibaringkannyalah dia di atas tempat tidur abdi Allah itu, ditutupnyalah pintu dan pergi, sehingga anak itu saja di dalam kamar. 22 Sesudah itu ia memanggil suaminya serta berkata: “Suruh kepadaku salah seorang bujang dengan membawa seekor keledai betina; aku mau pergi dengan segera kepada abdi Allah itu, dan akan terus pulang.” 23 Berkatalah suaminya: “Mengapakah pada hari ini engkau hendak pergi kepadanya? Padahal sekarang bukan bulan baru dan bukan hari Sabat.” Jawab perempuan itu: “Jangan kuatir.” 24 Dipelanainyalah keledai itu dan berkatalah ia kepada bujangnya: “Tuntunlah dan majulah, jangan tahan-tahan aku dalam perjalananku, kecuali apabila kukatakan kepadamu.” 25 Demikianlah perempuan itu berangkat dan pergi kepada abdi Allah di gunung Karmel. Segera sesudah abdi Allah melihat dia dari jauh, berkatalah ia kepada Gehazi, bujangnya: “Lihat, perempuan Sunem itu datang! 26 Larilah menyongsongnya dan katakanlah kepadanya: Selamatkah engkau, selamatkah suamimu, selamatkah anak itu?” Jawab perempuan itu: “Selamat!” 27 Dan sesudah ia sampai ke gunung itu, dipegangnyalah kaki abdi Allah itu, tetapi Gehazi mendekat hendak mengusir dia. Lalu berkatalah abdi Allah: “Biarkanlah dia, hatinya pedih! TUHAN menyembunyikan hal ini dari padaku, tidak memberitahukannya kepadaku.” 28 Lalu berkatalah perempuan itu: “Adakah kuminta seorang anak laki-laki dari pada tuanku? Bukankah telah kukatakan: Jangan aku diberi harapan kosong?” 29 Maka berkatalah Elisa kepada Gehazi: “Ikatlah pinggangmu, bawalah tongkatku di tanganmu dan pergilah. Apabila engkau bertemu dengan seseorang, janganlah beri salam kepadanya dan apabila seseorang memberi salam kepadamu, janganlah balas dia, kemudian taruhlah tongkatku ini di atas anak itu.” 30 Tetapi berkatalah ibu anak itu: “Demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau.” Lalu bangunlah Elisa dan berjalan mengikuti perempuan itu. 31 Adapun Gehazi telah berjalan mendahului mereka dan telah menaruh tongkat di atas anak itu, tetapi tidak ada suara, dan tidak ada tanda hidup. Lalu kembalilah ia menemui Elisa serta memberitahukan kepadanya, katanya: “Anak itu tidak bangun!” 32 Dan ketika Elisa masuk ke rumah, ternyata anak itu sudah mati dan terbaring di atas tempat tidurnya. 33 Sesudah ia masuk, ditutupnyalah pintu, sehingga ia sendiri dengan anak itu di dalam kamar, kemudian berdoalah ia kepada TUHAN. 34 Lalu ia membaringkan dirinya di atas anak itu dengan mulutnya di atas mulut anak itu, dan matanya di atas mata anak itu, serta telapak tangannya di atas telapak tangan anak itu; dan karena ia meniarap di atas anak itu, maka menjadi panaslah badan anak itu. 35 Sesudah itu ia berdiri kembali dan berjalan dalam rumah itu sekali ke sana dan sekali ke sini, kemudian meniarap pulalah ia di atas anak itu. Maka bersinlah anak itu sampai tujuh kali, lalu membuka matanya. 36 Kemudian Elisa memanggil Gehazi dan berkata: “Panggillah perempuan Sunem itu!” Dipanggilnyalah dia, lalu datanglah ia kepadanya, maka berkatalah Elisa: “Angkatlah anakmu ini!” 37 Masuklah perempuan itu, lalu tersungkur di depan kaki Elisa dan sujud menyembah dengan mukanya sampai ke tanah. Kemudian diangkatnyalah anaknya, lalu keluar. (2Raj. 4:18-37)

1 Lalu, Elisa berbicara kepada perempuan yang anaknya pernah ia hidupkan kembali. Katanya, “Engkau dan keluargamu berkemaslah, lalu pergi dan tinggallah di mana engkau dapat menetap. Sebab, TUHAN telah mendatangkan kelaparan yang pasti akan menimpa ke atas negeri ini selama tujuh tahun.” 2 Berkemaslah perempuan itu dan melakukan seperti yang dikatakan abdi Allah itu. Ia pergi bersama keluarganya dan menetap di negeri orang Filistin selama tujuh tahun. (2Raj. 8:1-2)

 

About the author

Leave a Reply