Ibadah Umum I, 19 Juni 2022.

Oleh: Pdt. Immanuel Alim Hoseno.

Pernyataan Tuhan Yesus sebagai “Pintu” (ay. 9) dan “Gembala” (ay. 11) berarti Dia adalah “Pintu” untuk “domba-domba-Nya.” Pada waktu itu, para gembala biasa duduk dekat pintu untuk menghitung dan menjaga domba-dombanya. Jadi, Tuhan Yesus menggambarkan bahwa Dia tahu persis siapa saja yang ada dalam kawanan domba-Nya. Gambaran ini juga dinyatakan melalui perumpamaan tentang domba yang hilang (Luk. 15:1-7). Jika ada salah satu dombanya yang hilang, Sang Gembala akan mencarinya sampai ketemu.

Gembala di waktu itu juga berbaring di depan pintu sehingga dia akan tahu jika ada domba yang keluar dari kandang. Demikian juga Tuhan Yesus sebagai Gembala akan tahu jika kita mulai melepaskan diri dari-Nya. Dia pasti akan melakukan sesuatu untuk menyelamatkan kita.

Kemudian, Tuhan Yesus sebagai “Gembala yang Baik” berarti Dia akan menjaga domba-domba-Nya ketika mereka ada dalam kesulitan. Dia tahu betul apapun yang terjadi dalam kehidupan mereka dan pasti akan melakukan sesuatu.

Dengan memiliki Tuhan Yesus sebagai “Pintu” dan “Gembala,” maka kita akan merasa nyaman di tengah kondisi apapun yang terjadi di sekitar kita. Marilah kita terus membangun relasi dengan-Nya dan mematuhi suara-Nya dalam hidup kita. Amin.

REFLEKSI

Milikilah komitmen pada Yesus dan ikutilah Dia setiap hari. Jangan diombang-ambingkan dengan tujuan-tujuan dan nilai-nilai dunia ini yang keliru. Tempatkanlah Kristus dan kehendak-Nya sebagai prioritas dalam segala hal (Billy Graham)

PERTANYAAN DISKUSI

  1. Apakah manusia bisa mendapatkan kenyamanan di dunia ini tanpa harus percaya pada Kristus? Jelaskan.
  2. Apa saja yang bisa menghalangi seorang anak Tuhan untuk menikmati kenyamanan di dalam Kristus?

REFERENSI AYAT ALKITAB

“Sungguh benar kata-Ku ini: Orang yang masuk ke dalam kandang domba lewat pagar, dan tidak melalui pintu, tetapi memanjat lewat jalan lain, orang itu pencuri dan perampok. Tetapi orang yang masuk melalui pintu, dialah gembala domba. Penjaga kandang membuka pintu untuk dia, dan domba-domba mengikuti suaranya pada waktu ia memanggil mereka dengan namanya masing-masing dan menuntun mereka ke luar. Setelah domba-domba itu dibawa ke luar, gembala itu berjalan di depan, dan domba-domba itu mengikuti dia sebab mereka mengenal suaranya. Mereka tidak akan mau mengikuti orang lain, malah akan lari dari orang itu, sebab tidak mengenal suaranya.” 
Yesus menceritakan perumpamaan itu, tetapi mereka tidak mengerti apa yang dimaksudkan-Nya. 
Maka Yesus berkata sekali lagi, “Sungguh benar kata-Ku ini: Akulah pintu untuk domba. Semua yang datang sebelum Aku adalah pencuri dan perampok, tetapi domba-domba tidak mendengarkan suara mereka. Akulah pintu. Siapa masuk melalui Aku akan selamat; ia keluar masuk dan mendapat makanan. 10 Pencuri datang hanya untuk mencuri, untuk membunuh dan untuk merusak. Tetapi Aku datang supaya manusia mendapat hidup — hidup berlimpah-limpah.
11 Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya untuk domba-dombanya. 12 Orang upahan yang bukan gembala dan bukan juga pemilik domba-domba itu, akan lari meninggalkan domba-domba kalau ia melihat serigala datang. Maka domba-domba itu akan diterkam dan diceraiberaikan serigala. 13 Orang upahan itu lari, sebab ia bekerja untuk upah. Ia tidak mempedulikan domba-domba itu. 14-15 Akulah gembala yang baik. Sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, begitu juga Aku mengenal domba-domba-Ku dan mereka pun mengenal Aku. Aku menyerahkan nyawa-Ku untuk mereka.

(Yoh. 10:1-15 BIMK)

Pada suatu hari, banyak penagih pajak dan orang-orang yang dianggap tidak baik oleh masyarakat, datang mendengar Yesus.  Orang-orang Farisi dan guru-guru agama mulai mengomel. Mereka berkata, “Cih, orang ini menerima orang-orang yang tidak baik dan malah makan bersama mereka!” Oleh sebab itu Yesus menceritakan kepada mereka perumpamaan ini,
“Andaikata seorang dari kalian mempunyai seratus ekor domba, lalu ia kehilangan seekor — apakah yang akan dibuatnya? Pasti ia akan meninggalkan domba yang sembilan puluh sembilan ekor itu di padang rumput, dan pergi mencari yang hilang itu sampai dapat. Dan kalau ia menemukan kembali domba itu, ia begitu gembira sehingga dipikulnya domba itu di bahunya, lalu membawanya pulang. Kemudian ia memanggil kawan-kawan dan tetangga-tetangganya, dan berkata, ‘Mari kita bergembira. Dombaku yang hilang sudah kutemukan kembali!’ Nah, begitulah juga di surga ada kegembiraan yang lebih besar atas satu orang berdosa yang bertobat, daripada atas sembilan puluh sembilan orang yang sudah baik dan tidak perlu bertobat.” (Luk. 15:1-7 BIMK)
About the author

Leave a Reply