Tetap Tangguh di Saat Runtuh (Kej. 6:9-15, 22; 8:15-22; 9:12-17)

Ibadah Minggu, 14 November 2021 (Sore)

Oleh Ev. Nicholas Kurniawan Artadjaja  (GKI Bromo)

Tangguh di saat kita kokoh adalah perkara yang mudah. Namun dalam keadaan runtuh, itu sangat sulit untuk dilakukan. Kita dapat belajar dari kehidupan Nuh. Pada zaman Nuh, keadaan dunia ini sudah rusak. Tetapi di tengah kerusakan yang ada, iman Nuh tidak rusak. Apa rahasianya?

Pertama, tanggapi firman Tuhan. Ketangguhan bermula dari hidup bergaul karib dengan Tuhan sehingga tajam mendengar firman-Nya dan menanggapinya dengan benar (6:9).

Kedua, tangkap maksud Tuhan. Ketangguhan ditandai dengan kepekaan menangkap maksud Tuhan di balik segala peristiwa yang terjadi tanpa prasangka, salah sangka, dan buruk sangka kepada Tuhan (7:1).

Ketiga, tangkas lakukan perintah Tuhan. Ketangguhan ditandai dengan ketangkasan melakukan perintah Tuhan tanpa ragu atau menunggu dan tidak mudah diganggu oleh apapun juga (6:22).

Keempat, tanggulangi bersama Tuhan. Ketangguhan bertumbuh karena menanggulangi segalanya selalu bersama Tuhan tanpa pernah berjuang sendiri, merasa sendiri, atau berpusat pada diri sendiri (6:8).

Kelima, tanggalkan segala beban. Ketangguhan dikokohkan dengan kerelaan melepaskan segala beban berat ke dalam tangan Tuhan yang kuat dan menerima Dia bertindak dengan cara-Nya (8:1).

Keenam, tangani dengan hikmat Tuhan. Ketangguhan makin nyata bila berjalan dengan percaya dan mengandalkan hikmat Tuhan, bukan dengan pengertian sendiri yang penuh keterbatasan.

Ketujuh, tangkis segala kendala. Ketangguhan terlatih lewat keberanian menangkis segala kendala hidup bersama Tuhan yang pegang kendali atas segalanya (7:16). Amin.

REFLEKSI

Satu-satunya cara untuk belajar iman yang kuat adalah mengalami pencobaan yang besar (George Mueller)

PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN

  1. Apa kerusakan-kerusakan dunia yang dapat membuat iman kita tawar?
  2. Apa yang terjadi pada kehidupan orang-orang yang tangguh dalam iman?

AYAT ALKITAB TERKAIT

Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah. 10  Nuh memperanakkan tiga orang laki-laki: Sem, Ham dan Yafet. 11  Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan. 12  Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi. 13  Berfirmanlah Allah kepada Nuh: “Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi. 14  Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus kaubuat berpetak-petak dan harus kaututup dengan pakal dari luar dan dari dalam. 15  Beginilah engkau harus membuat bahtera itu: tiga ratus hasta panjangnya, lima puluh hasta lebarnya dan tiga puluh hasta tingginya.

22  Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya. (Kej. 6:9-15; 22)

15   Lalu berfirmanlah Allah kepada Nuh: 16  “Keluarlah dari bahtera itu, engkau bersama-sama dengan isterimu serta anak-anakmu dan isteri anak-anakmu; 17  segala binatang yang bersama-sama dengan engkau, segala yang hidup: burung-burung, hewan dan segala binatang melata yang merayap di bumi, suruhlah keluar bersama-sama dengan engkau, supaya semuanya itu berkeriapan di bumi serta berkembang biak dan bertambah banyak di bumi.” 18  Lalu keluarlah Nuh bersama-sama dengan anak-anaknya dan isterinya dan isteri anak-anaknya. 19  Segala binatang liar, segala binatang melata dan segala burung, semuanya yang bergerak di bumi, masing-masing menurut jenisnya, keluarlah juga dari bahtera itu. 20  Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi TUHAN; dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah itu. 21  Ketika TUHAN mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN dalam hati-Nya: “Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan. 22  Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam.” (Kej. 8:15-22)

12   Dan Allah berfirman: “Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, yang bersama-sama dengan kamu, turun-temurun, untuk selama-lamanya: 13  Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi. 14  Apabila kemudian Kudatangkan awan di atas bumi dan busur itu tampak di awan, 15  maka Aku akan mengingat perjanjian-Ku yang telah ada antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, segala yang bernyawa, sehingga segenap air tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang hidup. 16  Jika busur itu ada di awan, maka Aku akan melihatnya, sehingga Aku mengingat perjanjian-Ku yang kekal antara Allah dan segala makhluk yang hidup, segala makhluk yang ada di bumi.” 17  Berfirmanlah Allah kepada Nuh: “Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan segala makhluk yang ada di bumi.” (Kej. 9:12-17)

About the author

Leave a Reply