Ibadah Minggu, 24 Oktober 2021 (Pagi)
Oleh Pdt. Hari Soegianto (STT SAAT)
Ada sebuah peribahasa yang mengatakan, “bagai sebuah telur di ujung tanduk.” Peribahasa ini menggambarkan sebuah situasi yang kritis dan berbahaya. Di tengah keadaan yang demikian, adakah tempat perlindungan?
Mazmur ini adalah sebuah doa yang dinaikkan Musa ketika umat Tuhan mencari pembebasan dari Tuhan. Lebih dari itu, mazmur ini mengajak untuk melihat betapa rentannya manusia. Hidup manusia itu singkat, tidak ada artinya dibanding kekekalan (ay. 4, 10; Yak. 4:14). Pada akhirnya, manusia yang berasal dari debu akan kembali kepada debu. Namun, kehidupan tidak berhenti sampai di situ. Manusia akan berhadapan dengan Tuhan.
Tidak hanya singkat, hidup manusia juga penuh dengan kesukaran (ay. 10). Di tengah kesesakan hidup, Musa mengajak umat Tuhan berdoa, “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana” (ay. 12). Perenungan bahwa kita adalah makhluk yang fana merupakan sebuah panggilan untuk memandang pada Tuhan. Sayangnya, kita sering terlalu fokus pada dunia ini dan mengabaikan kekekalan. Sampai pada akhirnya, Tuhan mengizinkan kita berada dalam kesesakan.
Dalam ayat pertama mazmur ini dinyatakan bahwa Tuhan adalah tempat perteduhan (bisa diartikan juga sebagai tempat perlindungan atau rumah). Di dalam Tuhanlah, manusia bisa memperoleh keamanan dan ketenangan.
Pertanyaannya, akankah kita merasakan belas kasihan Tuhan dan hidup sebagai seorang yang diberkati di tengah kegagalan kita? Kita akan merasakan belas kasihan dan karya Tuhan atas hidup kita jika kita mendekat pada-Nya.
Tidak hanya melewati kesukaran di dunia ini, tetapi perlindungan Tuhan akan kita rasakan selama-lamanya. Kristuslah yang menjadi jaminan kita. Marilah kita menghampiri tempat perlindungan kekal itu melalui Kristus (Ibr. 4:16; Yoh. 10:28). Amin.
REFLEKSI
Ketika kita menerima fakta bahwa terkadang hidup bisa kering dan sukar namun Allah berkuasa atasnya, maka kita akan merasakan perlindungan ilahi karena pengharapan terletak pada Tuhan dan bukan pada diri kita (Charles R. Swindoll)
PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN
- Jika Tuhan adalah tempat perlindungan, mengapa kita sering mengalami masalah yang berlarut-larut walaupun sudah tekun berdoa?
- Apa yang terjadi jika kita berlindung pada yang lain dan bukan Tuhan?
AYAT ALKITAB TERKAIT
1 Doa Musa, abdi Allah. Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami turun-temurun. 2 Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah. 3 Engkau mengembalikan manusia kepada debu, dan berkata: “Kembalilah, hai anak-anak manusia!” 4 Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam. 5 Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi, seperti rumput yang bertumbuh, 6 di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu. 7 Sungguh, kami habis lenyap karena murka-Mu, dan karena kehangatan amarah-Mu kami terkejut. 8 Engkau menaruh kesalahan kami di hadapan-Mu, dan dosa kami yang tersembunyi dalam cahaya wajah-Mu. 9 Sungguh, segala hari kami berlalu karena gemas-Mu, kami menghabiskan tahun-tahun kami seperti keluh. 10 Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap. 11 Siapakah yang mengenal kekuatan murka-Mu dan takut kepada gemas-Mu? 12 Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. 13 Kembalilah, ya TUHAN — berapa lama lagi? — dan sayangilah hamba-hamba-Mu! 14 Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita semasa hari-hari kami. 15 Buatlah kami bersukacita seimbang dengan hari-hari Engkau menindas kami, seimbang dengan tahun-tahun kami mengalami celaka. 16 Biarlah kelihatan kepada hamba-hamba-Mu perbuatan-Mu, dan semarak-Mu kepada anak-anak mereka. 17 Kiranya kemurahan Tuhan, Allah kami, atas kami, dan teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah itu. (Mzm. 90)
sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. (Yak. 4:14)
Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya. (Ibr. 4:16)
dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. (Yoh. 10:28)