Ibadah Umum I, 25 Februari 2024. Oleh: Pdt. Markus Priyono.

Tuhan Yesus tidak pernah berbuat salah kepada orang lain. Tetapi, ada orang-orang seperti tokoh-tokoh agama Yahudi pada waktu itu yang sangat membenci-Nya. Mereka gembira ketika berhasil mengajak Yudas, murid Tuhan Yesus, untuk mengkhianati-Nya. Mengapa Yudas mau melakukan hal itu?

Pertama, Yudas kerasukan setan (ay. 3). Oleh sebab itu, Yudas dapat dibawa masuk ke dalam rencana jahat itu. Sejak awal, Yudas memang memiliki karakter yang tidak baik (misalnya, apa yang dinyatakan dalam Yoh. 12:6). Iblis menyukai kelemahan karakter ini, yang gampang sekali untuk meruntuhkan iman. Marilah kita jalani hidup ini sungguh-sungguh di hadapan Tuhan supaya kita terus ada dalam topangan Tuhan.

Kedua, Yudas salah pergaulan (ay. 4). Yudas salah berkumpul dengan imam-imam kepala dan kepala-kepala pengawal Bait Allah, yang tampak rohani tetapi sebenarnya jauh dari Tuhan. Perhatikan dengan siapa kita bergaul karena pergaulan yang buruk bisa merusak kebiasaan yang baik (1Kor. 15:33).

Ketiga, Yudas menyetujui perbuatan jahat (ay. 6). Sekalipun Yudas adalah seorang murid, tetapi dia menyetujui untuk mengkhianati Tuhan Yesus.

Di tengah kehidupan kita yang sulit, jangan sampai kita berbuat kesalahan yang sama seperti Yudas. Tuhan tidak salah memilih kita dan Dia ingin kita dimerdekakan. Tetapi, ingat bahwa itu tidak selalu terjadi semudah keinginan kita. Amin.

REFLEKSI

Yudas tidak datang kepada Tuhan Yesus sampai titik menyerahkan diri sepenuhnya pada-Nya (Ellen Gould White)

PERTANYAAN DISKUSI

  1. Apa tanda-tandanya jika kita mendekat kepada Tuhan dengan benar? Berikan dasar Alkitabnya semampu yang Anda ingat.
  2. Apa saja tantangan-tantangan kehidupan saat ini yang bisa melemahkan iman Anda? Bagaimana Anda bertahan mengatasinya?

REFERENSI

3 Maka masuklah Iblis ke dalam Yudas, yang bernama Iskariot, seorang dari kedua belas murid itu. 4 Lalu pergilah Yudas kepada imam-imam kepala dan kepala-kepala pengawal Bait Allah dan berunding dengan mereka, bagaimana ia dapat menyerahkan Yesus kepada mereka. 5 Mereka sangat gembira dan bermupakat untuk memberikan sejumlah uang kepadanya. 6 Ia menyetujuinya, dan mulai dari waktu itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus kepada mereka tanpa setahu orang banyak. (Luk. 22:3-6)

Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. (Yoh. 12:6)

Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. (1Kor. 15:33)

About the author

Leave a Reply