Ada Kemuliaan di Balik Penderitaan (Mat. 26:26-29)

Ibadah Umum I, 24 Maret 2024. Oleh: Pdt. Obeth Musabani.

Teks tentang Perjamuan Terakhir ini diletakkan secara berbeda antara Injil-Injil Sinoptik/Matius-Markus-Yohanes (setelah persiapan Paskah, ketika anak domba Paskah telah disembelih) dan Injil Yohanes (berbarengan dengan persiapan Paskah). Intinya, Yesus adalah Anak Domba Allah yang dikurbankan.

Ketika itu, Tuhan Yesus mengucap syukur ketika memecahkan roti (ay. 26). Roti itu melambangkan tubuh-Nya yang akan disalib dan menjadi berkat bagi semua orang yang percaya kepada-Nya. Demikian pula, hendaknya kita berani menderita untuk menjadi berkat bagi sesama.

Setiap pelayanan yang memberkati sesama dalam penderitaan Tuhan adalah penderitaan yang diciptakan. Beranilah ciptakan penderitaan untuk memberkati kehidupan sesama melalui pelayanan yang Tuhan percayakan pada kita (Luk. 22:27).

Ada dua hal yang perlu kita renungkan dalam Minggu Palma ini (ay. 26-27). Melalui penderitaan Kristus, Dia menjadikan kita sebagai pelayan yang memberkati. Selain itu, melalui penderitaan-Nya pula, Dia mempersatukan para pengikut-Nya dengan diri-Nya. Mereka membawa hidup Kristus ke manapun.

Persekutuan dengan penderitaan Kristus itu (bukan hanya untuk diselamatkan) menjadikan para murid, termasuk juga kita, memiliki kekuatan untuk terus menjadi berkat bagi banyak orang. Sebelum kita sampai di kebahagiaan kekal di surga, tetaplah teguh dalam penderitaan. Amin.

REFLEKSI

Ketika kita memandang penderitaan kita tanpa makna – tanpa tujuan – maka pada saat itulah kita akan berputus asa (R.C. Sproul)

PERTANYAAN DISKUSI

  1. Apa saja dampaknya bagi orang percaya dan juga pelayanannya ketika dia tidak berani untuk menanggung penderitaan?
  2. Penderitaan seperti apakah yang bisa menjadi komitmen Anda yang bisa menjadi berkat yang lebih bagi sesama?

REFERENSI

26 Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: ”Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku.” 27 Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: ”Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. 28 Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.  29 Akan tetapi Aku berkata kepadamu: mulai dari sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku.” (Mat. 26:26-29)

Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan. (Luk. 22:27)

About the author

Leave a Reply