Ibadah Umum II, 24 Maret 2024. Oleh: Pdt. Obeth Musabani.
Getsemani dapat dilihat sebagai tempat persiapan sehingga Tuhan Yesus bisa menang di Golgota ketika disalib. Ketika ada di taman Getsemani, Tuhan Yesus secara khusus mengajak lebih dalam Petrus, Yakobus, dan Yohanes sebagai murid-murid terdekat-Nya (Gal. 2:9).
Tuhan Yesus tiga kali berdoa karena mengalami kegentaran sebelum menghadapi hukuman salib. Tetapi dalam doa kedua dan ketiga, terlihat kesiapan hati-Nya untuk menjalankan kehendak Bapa-Nya (ay. 39, 42). Tanpa persiapan di Getsemani ini, kemungkinan Dia tidak akan berhasil ketika disalib. Jadi, kemenangan dimulai sejak persiapan yang dilakukan sebelum pertempuran itu terjadi.
Mengapa Tuhan Yesus perlu melakukan persiapan? Pertama, Dia sendiri merasakan beratnya salib yang harus dipikul-Nya (ay. 39). Kedua, sebagai manusia sejati, Dia merasakan betapa besarnya kuasa yang dibutuhkan untuk mengatasi kematian. Ketiga, Dia mengetahui betapa sukarnya menanggung kutuk untuk menyelesaikan dosa-dosa manusia.
Berdasarkan bagian ini, marilah kita tidak mengabaikan persiapan sebelum menghadap Tuhan. Sebagai orang eprcaya, apa yang menjadi taman Getsemani kita? Gereja, keluarga, dan dunia bisa menjadi tempat persiapan kita. Lalu sebagaimana Tuhan Yesus biasa mengunjungi taman Getsemani (Yoh. 18:2), kita pun harus melakukan persiapan setiap saat. Amin.
REFLEKSI
Kepercayaan sangat bergantung erat dengan persiapan yang kita lakukan (John F. Macarthur)
PERTANYAAN DISKUSI
- Bagaimana pendapat Anda ketika seseorang telah melakukan persiapan namun tetap saja gagal?
- Persiapan rohani seperti apakah yang bisa Anda lakukan dalam kehidupan sehari-hari?
REFERENSI
36 Maka sampailah Yesus bersama-sama murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: ”Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa.” 37 Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar, 38 lalu kata-Nya kepada mereka: ”Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.” 39 Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: ”Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” 40 Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: ”Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? 41 Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.” 42 Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: ”Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!” 43 Dan ketika Ia kembali pula, Ia mendapati mereka sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat. 44 Ia membiarkan mereka di situ lalu pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya dan mengucapkan doa yang itu juga. 45 Sesudah itu Ia datang kepada murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: ”Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Lihat, saatnya sudah tiba, bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa. 46 Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah dekat.” (Mat. 26:36-46)
Dan setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat dan mereka kepada orang-orang yang bersunat; (Gal. 2:9)
Yudas, yang mengkhianati Yesus, tahu juga tempat itu, karena Yesus sering berkumpul di situ dengan murid-murid-Nya. (Yoh. 18:2)