Ibadah Minggu, 10 Oktober 2021 (Sore)

Oleh Ev. Michael Teng (STT SAAT)

Paulus adalah seorang pelayan Tuhan yang berhasil memenangkan “pertandingan hidup” dengan baik (2Tim. 4:7). Padahal, dia menjalani kehidupan dan pelayanan yang sangat berat dan penuh tantangan. Apa sebenarnya rahasia kemenangan orang-orang percaya?

Pertama, kita hanyalah bejana tanah liat. Dalam rumah-rumah orang Yahudi pada masa itu, bejana tanah liat adalah perabot yang mudah pecah dan paling kecil nilainya. Seperti inilah gambaran keadaan manusia, yang rapuh, lemah, dan tidak ada nilainya. Di dalam Alkitab, berulang kali dinyatakan bahwa manusia hanyalah debu (Mzm. 103:14). Oleh sebab itu, kehidupan manusia sebenarnya sangat rapuh.

Kedua, bejana tanah liat itu tidak pernah lupa anugerah Tuhan. Di dalam ayat ini, terdapat kontras bahwa di dalam tanah liat yang rapuh, terdapat Injil Kristus yang mulia. Walaupun sebenarnya kita tidak berharga, namun Allah memandangnya berharga sehingga Dia menganugerahkan harta yang sangat berharga, yaitu Injil. Demikian juga Paulus ingat keadaan dirinya yang dulu dan bagaimana panggilan pelayanannya (1Tim. 1:122-14; 2Kor. 5:19).

Inilah yang menguatkan hidup Paulus. Dengan masa lalunya sebagai penganiaya pengikut Kristus, tetapi Tuhan mau memanggilnya untuk memberitakan Kabar Baik. Ucapan syukur atas anugerah yang liuar biasa seperti ini membuatnya tetap teguh di tengah berbagai tantangan pelayanan. Seperti halnya Paulus, kitapun tidak hanya diterangi oleh Injil, namun diberikan kepercayaan untuk membagikannya kepada orang lain.

Ketiga, tanah liat itu selalu bersandar pada Tuhan. Terdapat kontras lagi dalam ayat ini, yaitu di dalam diri yang lemah, ada kekuatan Tuhan. Karena kita pada dasarnya lemah, maka satu-satunya cara untuk bisa menuntaskan pertandingan iman dengan baik adalah dengan bersandar pada Tuhan (2Kor. 3:4-6). Amin.

REFLEKSI

Pekerjaan Tuhan, yang dikerjakan sesuai cara Tuhan, tidak akan pernah kekurangan penyertaan Tuhan (J. Hudson Taylor)

PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN

  1. Mengapa banyak orang di dunia ini yang merasa dirinya kuat namun tetap bisa menjalani kehidupan yang sukses? Jelaskan jawaban Anda.
  2. Apa yang dapat kita lakukan untuk bersandar pada Tuhan?

AYAT ALKITAB TERKAIT

4 yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah. 5 Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus. 6 Sebab Allah yang telah berfirman: “Dari dalam gelap akan terbit terang!,” Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus. 7 Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. (2Kor. 4:4-7)

Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. (2Tim. 4:7)

Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu. (Mzm. 103:14)

12 Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku  —  13 aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman. 14 Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus. (1Tim. 1:12-14)

Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. (2Kor. 5:19)

4 Demikianlah besarnya keyakinan kami kepada Allah oleh Kristus. 5 Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah. 6 Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan. (2Kor. 3:4-6)

About the author

Leave a Reply