Ibadah Minggu, 17 Oktober 2021 (Pagi)
Oleh Pdt. Erni M.C. Efruan
Surat ini ditulis oleh Paulus kepada jemaat Filipi dalam perjalanan misinya yang kedua. Tujuannya adalah untuk menjelaskan kerendahan kasih Kristus serta perbedaan antara Taurat dan Injil. Kemudian, Paulus juga menyelesaikan perselisihan dalam jemaat (Euodia dan Sintikhe; baca 4:2). Selain itu, Paulus juga mengucapkan terima kasih atas sumbangan yang mereka berikan untuk pelayanan misinya.
Kristus telah memberikan dasarnya sehingga jemaat Filipi dapat melayani dalam kasih. Terdapat empat istilah yang dipaparkan Paulus dalam ayat pertama (2:1). Pertama, nasihat. Menasihati orang lain sama dengan menghibur atau menolong (Yun. parakletos) orang lain untuk tetap satu kasih dalam kasih Kristus. Oleh sebab itu, marilah kita renungkan apakah nasihat kita membangun orang lain atau malah menyakiti hatinya?
Kedua, penghiburan kasih. Paulus menasihati untuk menghibur atas dasar kasih Allah (kasih yang rela berkorban), bukannya atas dasar kedagingan kita yang justru membawa perpecahan. Ketika kita menasihati orang lain, kita bisa disalahpahami. Namun, kita harus tetap melakukannya.
Ketiga, persekutuan Roh. Walaupun bisa terjadi perselisihan, jangan sampai persekutuan dengan sesama saudara seiman pecah. Keempat, kasih mesra dan belas kasihan, yaitu kasih yang keluar karena kerendahan hati, salah satu karakter orang percaya. Kasih juga harus melewawti proses, tidak bisa instan.
Kasih di dalam pelayanan hanya mungkin terjadi jika: 1) didorong oleh kasih Kasih Kristus (2:1, 2; 1:8); 2) setiap orang di dalamnya memiliki kerendahan hati (2:3); 3) Memikirkan orang lain (2:3-6); 4) Kerelaan berkorban (2:8).
Hasil pelayanan dalam satu kasih: 1) ditinggikan dan dimuliakan oleh Allah (2:8); 2) memenangkan orang bagi Allah (2:9-11). Amin.
REFLEKSI
Saya memutuskan untuk melekat dalam kasih. Kebencian merupakan beban yang terlampau berat untuk saya pikul (Martin Luther King, Jr.)
PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN
- Apa akibatnya jika orang Kristen mengabaikan pelayanan dalam satu kasih, baik bagi persekutuan dalam keluarga Allah maupun diri mereka sendiri?
- Bagaimana pelayanan dalam satu kasih bisa kita wujudkan di gereja pada masa pandemi ini?
AYAT ALKITAB TERKAIT
1 Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, 2 karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan. 3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; 4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. 5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, 6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. 8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. 9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, 10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, 11 dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa! (Flp. 2:1-11)
Sebab Allah adalah saksiku betapa aku dengan kasih mesra Kristus Yesus merindukan kamu sekalian. (Flp. 1:8)
Euodia kunasihati dan Sintikhe kunasihati, supaya sehati sepikir dalam Tuhan. (Flp. 4:2)