Gereja Mantan Pemungut Cukai (Luk. 18:9-14)

Ibadah Minggu, 10 Oktober 2021 (Pagi)

Oleh Ev. Michael Teng (STT SAAT)

Dalam salah satu bukunya, Philip Yancey mengatakan bahwa kita telah menciptakan komunitas yang “terhormat” dalam gereja. Akibatnya, orang-orang tersisih yang berkerumun di sekeliling Yesus ketika Dia hidup di bumi tidak lagi merasa diterima. Bagaimana Yesus, satu-satunya pribadi yang sempurna, bisa menarik perhatian orang-orang yang terkenal penuh dosa? Apa yang membuat kita tidak lagi mengikuti teladan-Nya pada saat ini?

Fenomena ini sebenarnya menunjukkan gereja kembali pada pola lama, ketika orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat hidup di zaman Yesus. Mereka “menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain” (ay. 9). Inilah yang melatarbelakangi perumpamaan yang dikatakan Yesus dalam bagian ini. Dalam perumpamaan ini, ada seorang Farisi dan seorang pemungut cukai pergi ke Bait Allah untuk berdoa. Si Farisi berdoa dengan memaparkan kesalehan-kesalehannya dan merasa Allah wajib menerimanya (ay. 11-12). Sebaliknya, Si Pemungut Cukai hanya berani memukul diri dan meminta belas kasihan Allah karena merasa berdosa (ay. 13). Menariknya, yang diterima ibadahnya justru Si Pemungut Cukai, bukan Si Farisi (ay. 14).

Perumpamaan ini mengajarkan apa yang berlaku di dalam Kerajaan Allah. Tidak ada seorang pun yang cukup saleh sehingga bisa diterima Allah atas dasar kesalehannya itu. Hanya melalui anugerah pengampunan yang diberikan Allah kita bisa diterima oleh-Nya. Kemudian bagi kita yang telah diampuni dosanya, jangan lagi hidup menuruti keinginan dosa (Rm. 6:12-13; Ef. 2:8-10).

Kita semua dulunya adalah “pemungut cukai” (penuh dengan dosa), tetapi kini telah dibenarkan Tuhan. Kesadaran ini hendaknya membuat kita berkomitmen untuk hidup memuliakan Tuhan. Selain itu, kesadaran ini juga hendaknya membuat kita berbelas kasihan pada para “pemungut cukai” yang masih ada di luar gereja dan bersuka cita ketika mereka datang ke gereja. Amin.

REFLEKSI

Hanya ada dua jenis manusia di dunia ini: orang-orang benar yang merasa diri penuh dosa dan para pendosa yang merasa diri benar (Blaise Pascal)

PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN

  1. Apakah adil jika orang-orang baik di dunia ini binasa dalam kekekalan karena tidak menerima Kristus? Jelaskan jawaban Anda.
  2. Bagaimana pemahaman atas isi khotbah ini akan memengaruhi cara Anda menjalani hidup dan melayani Tuhan? Sebutkan beberapa contoh praktis.

AYAT ALKITAB TERKAIT

9 Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: 10 “Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. 11 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; 12 aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. 13 Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. 14 Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” (Luk. 18:9-14)

12 Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. 13 Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran. (Rm. 6:12-13)

8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, 9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. 10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. (Ef. 2:8-10)

About the author

Leave a Reply