Ibadah Umum I, 16 Oktober 2002

Oleh: Pdt. Asigor Sitanggang

Lewi adalah seorang pemungut cukai, yang bekerja untuk kekaisaran Romawi. Dia adalah seorang Lewi, anak Alfeus (Mrk. 2:13-14), dan kemudian disebut sebagai Matius (Mat. 9:9). Seharusnya, keturunan suku Lewi melayani di Bait Allah. Namun, Matius malah menjadi seorang pemungut cukai, profesi yang disejajarkan dengan para perempuan sundal (ay. 30; bnd. Mat. 21:32). Karena pemungut cukai biasa memungut melebihi kemampuan rakyat, apalagi Matius berasal dari suku Lewi, maka dia dibenci oleh orang-orang sebangsanya.

Ada beberapa pelajaran dari Tuhan Yesus dalam kisah ini. Pertama, Tuhan Yesus tidak membeda-bedakan orang. Walaupun demikian, bukan berarti kita bisa mengompromikan iman (1Kor. 15:33). Kedua, terdapat kritik atas arogansi/kesombongan rohani. Kita jangan merendahkan orang lain yang berbeda dengan kita. Ketiga, belas kasihan dan keberpihakan Tuhan Yesus pada orang-orang yang lemah. Kalau kita diberi kekuatan, justru kita harus menggunakannya untuk menopang yang lemah (Rm. 15:1).

Sementara itu, ada beberapa pelajaran juga dari Matius dalam kisah ini. Pertama, dia langsung merespons panggilan Tuhan Yesus. Panggilan dari Allah merupakan anugerah, tetapi perlu direspons dengan pertobatan seperti yang dilakukan Matius. Kedua, dia meninggalkan segala sesuatu (dalam arti profesi pemungut cukai). Pertobatan bukan hanya beralih dari hal buruk ke hal baik, melainkan juga siap kehilangan yang kita miliki. Ketiga, dia mengadakan perjamuan besar bagi Tuhan Yesus. Ini menggambarkan betapa besar sukacita yang dia miliki (tahu nilai Kristus baginya).

Marilah kita menjadi orang yang rendah hati di hadapan Tuhan dan sesama. Amin.

REFLEKSI

Kita semua adalah pendosa. Semua orang yang kita temui di seluruh dunia adalah pendosa (Billy Graham)

PERTANYAAN DISKUSI

  1. Apa akibatnya jika seseorang tidak mau mengalami kehilangan yang dia miliki demi mengikut Kristus?
  2. Berdasarkan khotbah ini, langkah nyata apa yang akan Anda lakukan kepada orang-orang yang selama ini dipinggirkan masyarakat?

REFERENSI AYAT ALKITAB

27 Kemudian, ketika Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: “Ikutlah Aku!” 28 Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. 29 Dan Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia. 30 Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: “Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” 31 Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; 32 Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.” (Luk. 5:27-32)

13 Sesudah itu Yesus pergi lagi ke pantai danau, dan seluruh orang banyak datang kepada-Nya, lalu Ia mengajar mereka. 14 Kemudian ketika Ia berjalan lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai lalu Ia berkata kepadanya: “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia. (Mrk. 2:13-14).

Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: “Ikutlah Aku.” Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia. (Mat. 9:9)

Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadanya.” (Mat. 21:32)

Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. (1Kor. 15:33)

Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri. (Rm. 15:1)

About the author

Leave a Reply