Ibadah Minggu, 21 November 2021 (Sore)

Oleh Pdt. Tjeng Kiem Gwan  (GBT Bukit Moria, Bandung)

Dalam situasi pandemi seperti ini, bersukacita sulit untuk dilakukan. Namun demikian, jika firman Tuhan memerintahkannya, maka itu pasti bisa terjadi di dalam hidup kita. Paulus memerintahkan orang-orang percaya di Filipi untuk bersuka cita senantiasa (ay. 4). Milikilah suka cita dari Tuhan, yang kekal. Suka cita yang dari Tuhan adalah perkara hati, tidak bergantung pada kondisi keuangan, kesehatan, dan sebagainya.

Suka cita seperti ini akan terpancar melalui diri kita (ay. 5a). Paulus juga menegaskan dengan frasa “Tuhan sudah dekat” (ay. 5b) bahwa kita harus melakukannya terutama pada masa-masa sekarang ini. Kita sebagai orang yang dibebaskan dari maut, pasti akan mengalami gejolak suka cita yang luar biasa.

Selanjutnya, Paulus memerintahkan pembaca suratnya untuk tidak dicemari dengan kekhawatiran (ay. 6). Jika kita menghadapi kekhawatiran, serahkanlah itu semua kepada Tuhan dalam doa. Itu adalah solusi yang terbaik. Allah kita adalah roh, sehingga kita tidak bisa melihat-Nya sebagaimana kita melihat ciptaan-Nya. Oleh sebab itulah, kita harus menjaga keintiman relasi dengan-Nya melalui doa.

Di dalam doa, kita harus menyatakan segala hal dengan ucapan syukur (ay. 6). Perintah ini dimaksudkan supaya kita tidak bersalah kepada Tuhan. Dalam arti, kita tidak boleh bersikap seolah-olah “mengatur Tuhan” ketika berdoa. Akuilah bahwa Tuhan adalah Allah yang berdaulat.

Terakhir, Paulus menyatakan bahwa kita juga akan menikmati damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal (ay. 7). Artinya, damai sejahtera Allah itu terlalu besar, tidak pernah terpikir oleh keterbatasan akal manusia secanggih apapun teknologi berkembang. Jangan sampai pikiran kita dipenuhi dengan dendam, murka, kekhawatiran, dan sebagainya. Damai sejahtera inilah yang dijanjikan oleh Tuhan Yesus (Yoh. 14:27). Amin.

REFLEKSI

Suka cita yang paling murni dan benar mengalir  dari pengenalan akan Kristus. Dialah harta terpendam yang akan memberikan suka cita bagi mereka yang menemukannya – Mat. 13:44 (Robert Murray M’Cheyne)

PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN

  1. Apakah perbedaan antara suka cita dari Tuhan dengan suka cita yang lain?
  2. Bagaimana penerapan khotbah ini ketika kita menghadapi musibah, misalnya mengalami sakit keras atau ditinggal orang yang kita kasihi secara tiba-tiba?

AYAT ALKITAB TERKAIT

4 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! 5 Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! 6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. 7 Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. (Flp. 4:4-6)

Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. (Yoh. 14:27)

About the author

Leave a Reply