Ibadah Umum I, 16 Juli 2023. Oleh: Pdt. Obeth Musabani.
Kitab Ayub menekankan pergumulan dalam penderitaan. Jika Allah itu baik, mungkinkah Dia mengizinkan orang benar menderita? Namun kitab ini mengungkapkan bahwa Ayub perlu menderita supaya dia mengerti Tuhan menurut kemauan Tuhan dan bukannya kemauan dia sendiri. Dengan mengalami penderitaan, Ayub mengerti kemahakuasaan Tuhan.
Ayub adalah orang saleh (1:1) dan diberkati dengan kekayaan. Ada pandangan di antara orang-orang masa itu bahwa orang yang saleh tidak akan mengalami penderitaan. Tetapi, Ayub malah menderita. Ketika Ayub mengeluh pada Tuhan, Elifas menegurnya (pasal 4-5). Ayat yang menjadi dasar khotbah ini merupakan respons Ayub atas teguran tersebut.
Apakah kita juga mengalami pergumulan yang sama ketika menghadapi penderitaan? Ada beberapa respons yang bisa kita lakukan dalam menghadapinya.
Pertama, berhentilah mengeluh. Ayub mengeluh karena berpikir bahwa penderitaannya lebih berat dibanding orang lain (ay. 2-3). Mengeluh hanya membuat kita tidak bisa melihat adanya harapan atau sesuatu yang baik, menghabiskan energi kita, menghilangkan sukacita, serta tidak akan bisa memperbaiki keadaan. Kedua, berhentilah menganggap Tuhan tidak mempedulikan. Ayub tahu bahwa penderitaan terjadi seizin Tuhan, tetapi dia keliru berpikir bahwa Tuhan Tidak mempedulikannya (ay. 4-6). Inilah yang membuatnya keliru berdoa (ay. 7-8). Amin.
REFLEKSI
Orang-orang yang memahami kedaulatan Allah akan memiliki sukacita bahkan ketika sedang berada dalam penderitaan, karena mereka melihat bahwa semua penderitaan memiliki tujuan (R.C. Sproul)
PERTANYAAN DISKUSI
- Apakah menghadapi penderitaan bisa dilakukan tanpa Tuhan? Buktinya, banyak orang yang bisa bertahan dalam badai kehidupan walaupun ada di luar Tuhan. Jelaskan jawaban Anda.
- Apa saja penyertaan Tuhan yang pernah dilakukan-Nya ketika Anda menghadapi penderitaan di masa lalu? Bagikanlah hal ini kepada orang di sekitar Anda yang sedang mengalami penderitaan.
REFERENSI
Apakah kekuatanku, sehingga aku sanggup bertahan, dan apakah masa depanku, sehingga aku harus bersabar? (Ayb. 6:11)
1 Lalu Ayub menjawab: 2 “Ah, hendaklah kiranya kekesalan hatiku ditimbang, dan kemalanganku ditaruh bersama-sama di atas neraca! 3 Maka beratnya akan melebihi pasir di laut; oleh sebab itu tergesa-gesalah perkataanku. 4 Karena anak panah dari Yang Mahakuasa tertancap pada tubuhku, dan racunnya diisap oleh jiwaku; kedahsyatan Allah seperti pasukan melawan aku. 5 Meringkikkah keledai liar di tempat rumput muda, atau melenguhkah lembu dekat makanannya? 6 Dapatkah makanan tawar dimakan tanpa garam atau apakah putih telur ada rasanya? 7 Aku tidak sudi menjamahnya, semuanya itu makanan yang memualkan bagiku. 8 Ah, kiranya terkabul permintaanku dan Allah memberi apa yang kuharapkan! 9 Kiranya Allah berkenan meremukkan aku, kiranya Ia melepaskan tangan-Nya dan menghabisi nyawaku! 10 Itulah yang masih merupakan hiburan bagiku, bahkan aku akan melompat-lompat kegirangan di waktu kepedihan yang tak kenal belas kasihan, sebab aku tidak pernah menyangkal firman Yang Mahakudus. 11 Apakah kekuatanku, sehingga aku sanggup bertahan, dan apakah masa depanku, sehingga aku harus bersabar? (Ayb. 6:1-11)