Ibadah Minggu, 29 Agustus 2021 (Pagi)

Oleh Ev. Harry Ratulangi (STT Aletheia, Lawang)

Pada kisah ini, Yesus diceritakan mengajak murid-murid-Nya untuk bertolak ke seberang. Tidak hanya itu, Dia juga ada dalam perahu bersama dengan mereka. Kedua fakta tersebut menunjukkan bahwa itu kehendak Tuhan dan Dia menyertai para murid. Kelihatannya, perjalanan akan lancar.

Ternyata, topan yang sangat dahsyat menimpa mereka. Itu membuat para murid panik. Sementara itu, Yesus tidur. Melihat itu, para murid membangunkan Dia dan kemudian angin itu dihardik-Nya. Dari sini kita dapat belajar bahwa ketika Yesus dilibatkan, maka masalah akan selesai. Pada masa kini, banyak orang yang tidak melibatkan Yesus dalam kehidupan sehari-hari sehingga masalah yang datang membuat panik. Takut tidak dapat berjalan bersama dengan percaya (perhatikan ucapan Yesus pada ayat 40).

Kisah ini mengajarkan bahwa walaupun kita sudah berada dalam kehendak Tuhan dan Dia menyertai kita, masalah masih bisa terjadi. Apa yang harus kita lakukan? Pertama, jangan panik. Orang yang panik sering mengambil keputusan yang salah sehingga keadaan bertambah parah. Orang yang panik juga sering melupakan Tuhan dan mengandalkan diri sendiri (Yer. 17:5). Ingatlah bahwa Tuhan selalu ada bersama-sama dengan kita (Ibr. 13:5b). Kedua, carilah Yesus bukan yang lain. Dialah Allah yang sangat mengasihi kita sehingga tidak akan mungkin merugikan kita. Dia juga Allah yang mahakuasa, sehingga sanggup melakukan hal-hal yang mustahil. Ketiga, ceritakan masalah dan minta tolong kepada-Nya (Mat. 7:7). Keempat, berserah dan percaya sunguh-sungguh kepada-Nya bahwa Dia akan bertindak (Mzm. 37:5). Marilah kita tumbuhkan pengenalan kita akan Yesus dengan cara membaca Alkitab, berdoa, dan rela dipimpin oleh Roh Kudus. Amin.

REFLEKSI

Serahkanlah masa lalu kita pada belas kasihan Allah, masa kini kita pada kasih Allah, dan masa depan kita pada penyertaan Allah (Agustinus)

PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN

  1. Apa saja yang membedakan antara orang yang bertekun dalam Tuhan dengan orang yang terbiasa mengabaikan Tuhan ketika menghadapi masalah? Dalam kategori manakah Anda?
  2. Sering orang mengatakan, “Masalahku terlalu berat.” Apa tanggapan Anda terhadap pernyataan ini? Refleksikan melalui ayat Alkitab.

AYAT ALKITAB TERKAIT

35 Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: “Marilah kita bertolak ke seberang.” 36  Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia. 37  Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. 38  Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?” 39  Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: “Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. 40  Lalu Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” 41  Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: “Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?”. (Mrk. 4:35-41)

Beginilah firman TUHAN: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! (Yer. 17:5)

Karena Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” (Ibr. 13:5b)

Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. (Mat. 7:7)

Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak (Mzm. 37:5)

About the author

Leave a Reply