Ibadah Umum II, 27 Maret 2022

Oleh: Pdt. Christian Sulistio

Di dunia ini, orang-orang yang memiliki kekuasaan sering kali tergoda untuk memotong prosedur yang ada supaya kemauan mereka terjadi. Hal ini berkebalikan dengan apa yang dilakukan Kristus. Dalam bagian ini, Tuhan Yesus digambarkan sebagai Imam Besar yang Agung yang mempersembahkan diri-Nya sebagai kurban yang sempurna.

Yesus adalah Anak Allah yang memiliki hakikat dan kemuliaan sebagai Allah. Namun di dalam inkarnasi-Nya sebagai manusia, Dia rela tunduk pada hukum alam, Hukum Taurat, serta kehendak Bapa. Ketaatan-Nya bahkan ditunjukkan melalui penderitaan-Nya ketika menjalankan misi-Nya untuk membebaskan manusia dari hukuman dosa.

Di dalam setiap momen kehidupan-Nya, Yesus mempraktikkan ketaatan (ay. 8, “belajar menjadi taat”). Dia tidak pernah sekalipun berpaling dan meninggalkan Bapa-Nya. Hasilnya, Dia layak untuk menjadi kurban penebusan yang tanpa cacat (ay. 9). Manusia bisa menemukan solusi dari dosa dengan percaya pada-Nya.

Tuhan sudah memberikan jaminan keselamatan dan menyertai kehidupan kita. Masihkah kita tidak mau taat kepada-Nya? Marilah kita belajar taat, termasuk dalam penderitaan yang sedang kita alami. Amin.

REFLEKSI

Alkitab menyatakan tidak ada iman yang menuntun pada ketaatan. Tidak ada juga ketaatan yang tidak dihasilkan dari iman. Kedua hal ini ibarat dua sisi yang ada dari uang logam yang sama (A.W. Tozer)

PERTANYAAN DISKUSI

  1. Apakah ketaatan pada Tuhan boleh diturunkan standarnya berdasarkan situasi? Jelaskan jawaban Anda.
  2. Apa saja yang menjadi kesulitan bagi kita yang hidup di zaman ini untuk taat pada Tuhan? Bagaimana mengatasinya?

REFERENSI AYAT ALKITAB

5 Demikian pula Kristus tidak memuliakan diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Besar, tetapi dimuliakan oleh Dia yang berfirman kepada-Nya: “Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini,” 6 sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain: “Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek.” 7 Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan. 8 Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, 9 dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya,
10 dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah, menurut peraturan Melkisedek. (Ibr. 5:5-10)

 

About the author

Leave a Reply