Ibadah Umum I, 27 Maret 2022
Oleh: Pdt. Christian Sulistio
Bagian ini terdiri dari dua nasihat yang masing-masing dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu dasar (ay. 14a dan 15) dan isi nasihatnya (ay. 14b dan 16).
Pertama, Paulus mengingatkan bahwa kita memiliki Imam Besar Agung, yaitu Yesus (ay. 14a). Dalam Perjanjian Lama, hanya Imam Besar yang dapat membawa dosa-dosa umat Israel kepada Allah dan memohon pengampunan. Namun, Yesus bukan hanya memasuki ruang mahakudus yang ada di bumi, tetapi di surga. Dengan begitu, orang-orang percaya tidak perlu lagi memberikan kurban berulang kali.
Oleh sebab itu, kita harus terus berpegang teguh pada pengakuan iman kita (ay. 14b) bahwa Dia telah membereskan permasalahan dosa kita. Yesus adalah fokus iman kita. Jadi, ketika kita beribadah dan mengiring Tuhan, jangan memiliki motivasi keuntungan pribadi (“apa yang bisa saya dapatkan dengan mengikut Tuhan?”). Sikap seperti ini akan menghancurkan kepercayaan kita pada Tuhan ketika hal-hal buruk terjadi.
Kedua, Paulus menjelaskan bahwa Yesus adalah Imam Besar yang turut mengalami pencobaan seperti kita, namun tidak berbuat dosa (ay. 15). Tidak hanya mengalami kelemahan-kelemahan fisik (lapar, haus, sakit, dan sebagainya), tetapi juga mengalami pencobaan. Dia bukan sekadar tahu, tetapi berempati (siap bertindak).
Karena Yesus telah membuka ruang maha kudus di surga, maka kita bisa menemukan relasi yang intim dengan Allah melalui-Nya. Ketika kita datang ke hadirat Tuhan, maka kita menemukan kasih karunia dan pertolongan pada waktunya. Amin.
REFLEKSI
Allah memiliki seorang Anak yang hidup di bumi tanpa dosa, namun bukan tanpa penderitaan (Agustinus)
PERTANYAAN DISKUSI
- Apakah fakta bahwa Kristus telah membereskan dosa bisa menuntun orang-orang Kristen untuk hidup sembarangan? Jelaskan jawaban Anda.
- Apa saja hal-hal yang merintangi Anda untuk tetap berelasi dengan Tuhan ketika penderitaan terjadi? Bagaimana cara mengatasinya?
REFERENSI AYAT ALKITAB
14 Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. 15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. 16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya. (Ibr. 4:14-16)