Ibadah Umum II, 4 September 2022 (Hari Ayah Internasional)
Oleh: Pdt. Gunaryo Sudarmanto
Seorang ayah akan menentukan bagaimana rumah tangganya akan berjalan, termasuk juga berpengaruh pada anak-anaknya. Salah satu peran tersebut adalah ketegasan. Tegas bukan berarti berperilaku tanpa kemanusiaan, tetapi menegakkan aturan. Tentu saja, harus dilakukan dengan kasih (ketegasan harus ada bersama kedekatan). Dengan ketegasan, anak akan ditempatkan dalam kebenaran di dalam Tuhan.
Di dalam kisah ini, Hofni dan Pinehas, anak-anak Imam Eli, menunjukkan perilaku yang tidak pantas bagi seorang imam. Mereka memandang rendah kurban dan juga melakukan berbagai tindakan asusila (ay. 12-17). Sayangnya, Eli sebagai seorang ayah sekaligus imam, menunjukkan banyak kelemahan. Dia menghormati anak melebihi Tuhan, sehingga menegur tanpa wibawa (2:29). Kemungkinan, dia juga ikut menikmati hasil kejahatan anak-anaknya (perhatikan deskripsi bahwa dia bertubuh gemuk dalam 1Sam. 4:18).
Mengapa imam Eli seolah-olah tidak berdaya menghadapi kejahatan anak-anaknya? Alkitab menyebutkan pada masa itu tidak ada berita dari Allah sehingga para pemimpin tidak tahu apa yang harus dilakukannya (1Sam. 3:1). Jika seorang ayah tidak lagi hidup bersama-sama dengan firman Allah, maka rumah tangganya akan menuju kehancuran. Di sinilah pentingnya seorang ayah harus takut akan Tuhan. Seorang ayah perlu memberikan teguran yang tegas supaya anak-anak mereka berada dalam iman yang sehat (Tit. 1:13-15), namun harus dengan cara yang penuh kasih (Kol. 3:21). Demikian pula yang dilakukan Tuhan pada orang-orang yang dikasihi-Nya (Why. 3:19). Amin.
REFLEKSI
Seorang laki-laki haruslah hidup sedemikian sehingga semua orang tahu bahwa dia adalah seorang Kristen. Terlebih lagi, keluarganya sendiri haruslah mengenalnya seperti itu (Dwight L. Moody)
PERTANYAAN DISKUSI
- Apakah ketegasan berlawanan dengan kasih? Bagaimana menyelaraskan antara keduanya?
- Kekeliruan-kekeliruan seperti apa yang biasa dialami oleh para ayah di zaman modern ini? Apakah hal tersebut juga ada dalam kehidupan Anda atau keluarga Anda?
REFERENSI AYAT ALKITAB
12 Adapun anak-anak lelaki Eli adalah orang-orang dursila; mereka tidak mengindahkan TUHAN, 13 ataupun batas hak para imam terhadap bangsa itu. Setiap kali seseorang mempersembahkan korban sembelihan, sementara daging itu dimasak, datanglah bujang imam membawa garpu bergigi tiga di tangannya 14 dan dicucukkannya ke dalam bejana atau ke dalam kuali atau ke dalam belanga atau ke dalam periuk. Segala yang ditarik dengan garpu itu ke atas, diambil imam itu untuk dirinya sendiri. Demikianlah mereka memperlakukan semua orang Israel yang datang ke sana, ke Silo. 15 Bahkan sebelum lemaknya dibakar, bujang imam itu datang, lalu berkata kepada orang yang mempersembahkan korban itu: “Berikanlah daging kepada imam untuk dipanggang, sebab ia tidak mau menerima dari padamu daging yang dimasak, hanya yang mentah saja.” 16 Apabila orang itu menjawabnya: “Bukankah lemak itu harus dibakar dahulu, kemudian barulah ambil bagimu sesuka hatimu,” maka berkatalah ia kepada orang itu: “Sekarang juga harus kauberikan, kalau tidak, aku akan mengambilnya dengan kekerasan.” 17 Dengan demikian sangat besarlah dosa kedua orang muda itu di hadapan TUHAN, sebab mereka memandang rendah korban untuk TUHAN.
22 Eli telah sangat tua. Apabila didengarnya segala sesuatu yang dilakukan anak-anaknya terhadap semua orang Israel dan bahwa mereka itu tidur dengan perempuan-perempuan yang melayani di depan pintu Kemah Pertemuan, 23 berkatalah ia kepada mereka: “Mengapa kamu melakukan hal-hal yang begitu, sehingga kudengar dari segenap bangsa ini tentang perbuatan-perbuatanmu yang jahat itu? 24 Janganlah begitu, anak-anakku. Bukan kabar baik yang kudengar itu bahwa kamu menyebabkan umat TUHAN melakukan pelanggaran. 25 Jika seseorang berdosa terhadap seorang yang lain, maka Allah yang akan mengadili; tetapi jika seseorang berdosa terhadap TUHAN, siapakah yang menjadi perantara baginya?” Tetapi tidaklah didengarkan mereka perkataan ayahnya itu, sebab TUHAN hendak mematikan mereka.
(1Sam. 2:12-17; 22-25)
Mengapa engkau memandang dengan loba kepada korban sembelihan-Ku dan korban sajian-Ku, yang telah Kuperintahkan, dan mengapa engkau menghormati anak-anakmu lebih dari pada-Ku, sambil kamu menggemukkan dirimu dengan bagian yang terbaik dari setiap korban sajian umat-Ku Israel? (1Sam. 2:29)
Ketika disebutnya tabut Allah itu, jatuhlah Eli telentang dari kursi di sebelah pintu gerbang, batang lehernya patah dan ia mati. Sebab telah tua dan gemuk orangnya. Empat puluh tahun lamanya ia memerintah sebagai hakim atas orang Israel. (1Sam. 4:18)
Samuel yang muda itu menjadi pelayan TUHAN di bawah pengawasan Eli. Pada masa itu firman TUHAN jarang; penglihatan-penglihatanpun tidak sering. (1Sam. 3:1)
13 Kesaksian itu benar. Karena itu tegorlah mereka dengan tegas supaya mereka menjadi sehat dalam iman, 14 dan tidak lagi mengindahkan dongeng-dongeng Yahudi dan hukum-hukum manusia yang berpaling dari kebenaran. 15 Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis. (Tit. 1:13-15)
Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya. (Kol. 3:21)
Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah! (Why. 3:19)