Ibadah Umum II, 27 Oktober 2024. Oleh: Pdt. Johannes Irwanto.

Semua orang bisa mengalami kelesuan hidup, yang pencetusnya bisa bermacam-macam. Bahkan, Elia, nabi yang luar biasa, juga pernah mengalaminya. Tetapi, bukan berarti hal ini bisa menormalkan kelesuan hidup kita. Tuhan ingin supaya kita terus giat (Rm. 12:11-12).

Milikilah pengharapan pada Tuhan Yesus (Rm. 5:5). Dia menawarkan kelegaan (Mat. 11:28). Kemudian, bersabarlah (Ams. 14:29). Selain itu, jangan pernah melepaskan diri dari Tuhan, sumber kekuatan kita. Maka jika kita sedang lesu, buanglah dari kehidupan kita supaya hidup kita tidak hancur.

Suatu kali, ada serombongan nabi yang membangun rumah yang baru untuk menampung lebih banyak nabi. Namun, mereka mengalami kesulitan ketika mata kapak pinjamannya tenggelam ke dalam air (baca: 2Raj. 6:1-7). Apa yang bisa kita pelajari dari mereka?

Pertama, lakukan semua yang kita kerjakan untuk kemuliaan Tuhan (Kol. 3:23-24; 1Kor. 10:31). Ketika kita mengerjakan sesuatu untuk Tuhan, maka kita akan melakukannya dengan semangat. Kedua, jangan tinggalkan komunitas kita (Ibr. 10:24-25). Seperti halnya sekumpulan arang yang terbakar, ‘panas’ dari yang lain akan menjaga kita. Ketiga, datang dan ceritakan pada Tuhan (Flp. 4:6). Tuhan akan menolong tepat di mana kita mengalami kejatuhan, seperti lokasi mata kapak ini.

Marilah kita atasi kelesuan hidup bersama Tuhan. Amin.

REFLEKSI

Orang yang tidak memiliki semangat tidak memiliki kasih kepada Allah (William S. Plummer)

PERTANYAAN DISKUSI

  1. Apa saja akibatnya ketika seorang Kristen membiarkan dirinya mengalami kelesuan hidup dalam jangka panjang?
  2. Apa saja hal-hal yang bisa memperberat seseorang ketika mengalami kelesuan hidup? Sebaliknya, apa saja ynag bisa meringankannya? Dari jawaban ini, bagaimana Anda bisa mengatasi kelesuan hidup dan juga menolong orang lain yang sedang mengalaminya?

REFERENSI

Ketika Ahab memberitahukan kepada Izebel segala yang dilakukan Elia dan perihal Elia membunuh semua nabi itu dengan pedang, 2 maka Izebel menyuruh seorang suruhan mengatakan kepada Elia: ”Beginilah kiranya para allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika besok kira-kira pada waktu ini aku tidak membuat nyawamu sama seperti nyawa salah seorang dari mereka itu.” 3 Maka takutlah ia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya; dan setelah sampai ke Bersyeba, yang termasuk wilayah Yehuda, ia meninggalkan bujangnya di sana. 4 Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: ”Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku.” (1Raj. 19:1-4)

11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. 12 Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! (Rm. 12:11-12)

Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. (Rm. 5:5)

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. (Mat. 11:28)

Orang yang sabar besar pengertiannya,

tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan. (Ams. 14:29)

1 Pada suatu hari berkatalah rombongan nabi kepada Elisa: ”Cobalah lihat, tempat tinggal kami di dekatmu ini adalah terlalu sesak bagi kami. 2 Baiklah kami pergi ke sungai Yordan dan masing-masing mengambil satu balok dari sana, supaya kami membuat tempat tinggal untuk kami.” Jawab Elisa: ”Pergilah!” 3 Lalu berkatalah seorang: ”Silakan, ikutlah dengan hamba-hambamu ini.” Jawabnya: ”Baik aku akan ikut.” 4 Maka ikutlah ia dengan mereka. Setelah mereka sampai di sungai Yordan, mereka pun menebang pohon-pohon. 5 Dan terjadilah, ketika seorang sedang menumbangkan sebatang pohon, jatuhlah mata kapaknya ke dalam air. Lalu berteriak-teriaklah ia: ”Wahai tuanku! Itu barang pinjaman!” 6 Tetapi berkatalah abdi Allah: ”Ke mana jatuhnya?” Lalu orang itu menunjukkan tempat itu kepadanya. Kemudian Elisa memotong sepotong kayu, lalu dilemparkannya ke sana, maka timbullah mata kapak itu dibuatnya. 7 Lalu katanya: ”Ambillah.” Orang itu mengulurkan tangannya dan mengambilnya. (2Raj. 6:1-7)

23 Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. 24 Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya. (Kol. 3:23-24)

Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah. (1Kor. 10:31)

24 Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. 25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat. (Ibr. 10:24-25)

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. (Flp. 4:6)

About the author

Leave a Reply