Ibadah Umum I, 12 Mei 2024. Oleh: Ev. Karmelita Suryanto.
Di dunia ini, banyak anak yang durhaka terhadap ibunya. Misalnya, ada anak yang setelah sukses maka dia berusaha melupakan masa lalunya. Hal ini berbeda dengan Musa. Walaupun dibesarkan dalam istana Firaun, dia masih berusaha mencari saudara-saudaranya (ay. 11; Kis. 7:23).
Sejak sekitar usia lima tahun (lepas dari menyusui), Musa dididik di istana Firaun. Tetapi saat berusia 40 tahun, Musa masih memiliki keterikatan sebagai orang Israel (Kis. 7:23). Padahal, seorang anak sangat cepat untuk mengidentifikasikan diri dengan lingkungannya. Mengapa Musa bisa demikian?
Penulis surat Ibrani menjelaskan bahwa Musa bisa teguh identitasnya karena iman (Ibr. 11:24). Karena iman pulalah ibunya bertahan untuk melindungi Musa dan melawan perintah raja (Ibr. 11:23). Dia lebih taat kepada Tuhan dan beriman bahwa Tuhan akan menjaga anak tersebut.
Selama masa menyusui, ibunya pasti selalu mengajarkan kepada Musa bahwa dia adalah keturunan Abraham dan anak Tuhan. Namun selain ibu kandung, Musa juga memiliki ibu angkat di Mesir yang mengajarkan pendidikan yang terbaik.
Tetapi walaupun singkat, ibu kandung Musa memiliki dampak yang lebih besar. Dia tidak bisa memberikan fasilitas yang banyak, tetapi telah melakukan hal yang paling penting, yaitu menanamkan iman. Marilah kita juga mewariskan identitas dan iman Kristen kepada anak-anak kita di atas yang lain. Amin.
REFLEKSI
Saya belajar Kekristenan lebih banyak dari ibu saya dibanding dari seluruh teolog di Inggris (John Wesley)
PERTANYAAN DISKUSI
- Apa saja yang bisa membuat seorang anak Kristen luntur imannya?
- Sebagai orang tua, apa langkah yang bisa kita lakukan dalam keluarga supaya anak-anak kita bertumbuh imannya?
REFERENSI
1 Seorang laki-laki dari keluarga Lewi kawin dengan seorang perempuan Lewi; 2 lalu mengandunglah ia dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik, disembunyikannya tiga bulan lamanya. 3 Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi, sebab itu diambilnya sebuah peti pandan, dipakalnya dengan gala-gala dan ter, diletakkannya bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil; 4 kakaknya perempuan berdiri di tempat yang agak jauh untuk melihat, apakah yang akan terjadi dengan dia. 5 Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai Nil, lalu terlihatlah olehnya peti yang di tengah-tengah teberau itu, maka disuruhnya hambanya perempuan untuk mengambilnya. 6 Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: ”Tentulah ini bayi orang Ibrani.”
7 Lalu bertanyalah kakak anak itu kepada puteri Firaun: ”Akan kupanggilkah bagi tuan puteri seorang inang penyusu dari perempuan Ibrani untuk menyusukan bayi itu bagi tuan puteri?” 8 Sahut puteri Firaun kepadanya: ”Baiklah.” Lalu pergilah gadis itu memanggil ibu bayi itu. 9 Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu: ”Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu.” Kemudian perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya. 10 Ketika anak itu telah besar, dibawanyalah kepada puteri Firaun, yang mengangkatnya menjadi anaknya, dan menamainya Musa, sebab katanya: ”Karena aku telah menariknya dari air.” 11 Pada waktu itu, ketika Musa telah dewasa, ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka; lalu dilihatnyalah seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari saudara-saudaranya itu. (Kel. 2:1-11)
Pada waktu ia berumur empat puluh tahun, timbullah keinginan dalam hatinya untuk mengunjungi saudara-saudaranya, yaitu orang-orang Israel. (Kis. 7:23)
23 Karena iman maka Musa, setelah ia lahir, disembunyikan selama tiga bulan oleh orang tuanya, karena mereka melihat, bahwa anak itu elok rupanya dan mereka tidak takut akan perintah raja. 24 Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun, (Ibr. 11:23-24)