Suara Tuhan dan Suara Hati (Mzm. 119:105; 2 Tim. 3:16)

Ibadah Umum II, 22 Januari 2023

Oleh: Pdt. Nyoman Widiantara

Apakah kita pernah bertanya-tanya bahwa sesuatu itu berasal dari suara Tuhan atau bukan? Bukankah enak jika kita bisa mendengar suara Tuhan secara langsung seperti Abraham, Daud, Ananias (murid Tuhan di Damsyik), atau tokoh-tokoh Alkitab lainnya?

Ada beberapa faktor yang membuat kita pada zaman sekarang tidak mendengar suara Tuhan. Pertama, kita terlalu sibuk dengan banyak hal. Seperti halnya orang tua, maka Tuhan pun ingin mendengar kita bercakap-cakap dengan-Nya. Kedua, kita terlalu banyak menerima suara yang tidak berguna. Misalnya, berita yang tidak benar, gosip, fitnah, dan sebagainya.

Alkitab memuat semua kemauan Allah sehingga Tuhan tidak perlu lagi berbicara secara langsung pada kita. Kita pun dapat mengenali jawaban doa dari Tuhan atau hati kita sendiri, maka kita bisa mengujinya berdasar Alkitab. Tuhan juga bisa berbicara melalui berbagai macam cara seperti khotbah, perkataan rohaniwan/pemimpin rohani, (tentu semuanya harus kita uji berdasar Alkitab). Amin.

REFLEKSI

Bagi saya, Alkitab bukanlah Tuhan melainkan suara Tuhan, dan saya tidak mendengarnya tanpa kekaguman (Charles Spurgeon)

PERTANYAAN DISKUSI

  1. Di dunia ini banyak tuntunan yang baik. Mengapa kita masih perlu dituntun oleh Alkitab?
  2. Jika Alkitab berisi kemauan Tuhan, mengapa bisa banyak tafsiran terhadap isinya? Bagaimana kita bisa membedakan yang benar dengan yang salah?

REFERENSI AYAT ALKITAB

Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. (2Tim. 3:16)

Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. (Mzm. 119:105)

About the author

Leave a Reply