Ibadah Umum I, 24 Juli 2022
Oleh: Ev. Melinda Loe
Sering orang membedakan panggilan Tuhan sebagai panggilan penuh waktu (full-timer) dan tidak. Namun sebenarnya semua yang kita lakukan haruslah untuk Tuhan (Rm. 14:7-9). Jadi, semua orang percaya sesungguhnya adalah hamba Tuhan.
Abraham dipanggil secara khusus untuk mengawali perjalanan umat Allah yang dipanggil secara khusus. Dalam ketaatannya, Abraham mempraktikkan iman dan memercayakan seluruh hidupnya pada Tuhan. Padahal, sebagai orang yang hidup dalam lingkungan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan, Abraham sesungguhnya tidak mengenal Tuhan secara mendalam.
Seperti halnya Abraham, Tuhan juga memanggil kita sesuai dengan apa yang Dia rencanakan melalui diri kita. Tidak harus berupa panggilan menjadi seorang pendeta. Tetapi, Tuhan bisa memanggil kita dalam berbagai profesi. Ketika kita menaati panggilan Tuhan, maka kita akan menjadi berkat sehingga orang-orang lain akan melihat Allah melalui diri kita.
Bersekutulah setiap hari dengan Tuhan sehingga kita bisa memiliki kepekaan untuk mendengar panggilan Tuhan. Seperti halnya Abraham, ini adalah perjalanan yang panjang. Percayalah selalu pada pimpinan-Nya. Amin.
REFLEKSI
Jika Allah benar-benar ada, maka usaha sekecil apapun yang kita lakukan dalam menaati panggilan-Nya, itu akan bernilai kekal (Timothy Keller)
PERTANYAAN DISKUSI
- Apa yang akan terjadi ketika kita tidak taat pada panggilan Tuhan?
- Apakah Anda telah mengetahui panggilan Tuhan dalam hidup Anda? Jika belum, terus doakanlah pada Tuhan supaya Dia membukakan-Nya bagi Anda.
REFERENSI AYAT ALKITAB
1 Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: “Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; 2 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. 3 Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.” 4 Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lotpun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran. 5 Abram membawa Sarai, isterinya, dan Lot, anak saudaranya, dan segala harta benda yang didapat mereka dan orang-orang yang diperoleh mereka di Haran; mereka berangkat ke tanah Kanaan, lalu sampai di situ. 6 Abram berjalan melalui negeri itu sampai ke suatu tempat dekat Sikhem, yakni pohon tarbantin di More. Waktu itu orang Kanaan diam di negeri itu. 7 Ketika itu TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman: “Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu.” Maka didirikannya di situ mezbah bagi TUHAN yang telah menampakkan diri kepadanya. 8 Kemudian ia pindah dari situ ke pegunungan di sebelah timur Betel. Ia memasang kemahnya dengan Betel di sebelah barat dan Ai di sebelah timur, lalu ia mendirikan di situ mezbah bagi TUHAN dan memanggil nama TUHAN. 9 Sesudah itu Abram berangkat dan makin jauh ia berjalan ke Tanah Negeb. (Kej. 12:1-9)
7 Sebab tidak ada seorangpun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorangpun yang mati untuk dirinya sendiri. 8 Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan. 9 Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup. (Rm. 14:7-9)